Bisnis.com, PEKANBARU — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau memerkirakan pertumbuhan ekonomi daerah itu sepanjang tahun ini akan tumbuh positif 3,38 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang di angka 3,36 persen.
Kepala BI Riau Muhamad Nur menjelaskan dari pengamatan bank sentral diketahui geliat ekonomi masyarakat terus meningkat pada saat ini jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Dari survei yang kami lakukan diketahui saat ini permintaan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat terus meningkat diikuti masih tingginya harga komoditas unggulan kelapa sawit. Karena itu dari hitungan kami ekonomi Riau diperkirakan tumbuh 3,38 persen," ujarnya Rabu (20/4/2022).
Menurut data Bank Indonesia ekonomi Riau 2021 tumbuh 3,36 persen, sedangkan pertumbuhan per triwulannya tahun lalu sempat mendekati 5 persen atau tepatnya di angka 4,59 persen.
M. Nur meyakini pada tahun ini ekonomi Riau akan kembali tumbuh positif bahkan lebih tinggi karena sejumlah faktor pendorong. Di antaranya realisasi vaksinasi di Riau yang cukup tinggi dimana dosis pertama sudah mendekati 100 persen, dosis kedua di angka 70 persen lebih, dan dosis ketiga atau booster masih di angka 12 persen.
Dengan kondisi tersebut aktivitas masyarakat menjadi semakin ramai berkat makin terwujudnya kekebalan kelompok dari program vaksinasi yang sudah dijalankan pemerintah.
Baca Juga
Selanjutnya pada kuartal IV tahun ini diprediksi akan menjadi puncak pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun karena biasanya di akhir tahun anggaran, pemerintah di pusat dan daerah melakukan pembayaran berbagai kontrak dan merealisasikan anggaran sesuai target tahunan.
"Dengan beberapa kondisi itu kami meyakini ekonomi Riau akan tumbuh di rentang 3 sampai 4 persen, dan perkiraan kami bisa di angka 3,38 persen atau lebih tinggi dari tahun lalu," ujarnya.
Kemudian Pemerintah Provinsi Riau bersama stakeholder terkait terus berupaya mengejar target vaksinasi booster kepada masyarakat di angka 70 persen.
Asisten I Setdaprov Riau Masrul Kasmy menjelaskan memang untuk realisasi vaksinasi booster di wilayah Riau masih rendah, karena itu perlu dorongan serta upaya bersama untuk meningkatkan vaksinasi dosis ketiga itu.
"Sampai saat ini realisasi vaksinasi booster masih di angka 12,71 persen atau sebanyak 615.419 dosis. Ini harus dikejar paling tidak sama dengan dosis kedua di angka 70 persen," ujarnya.
Dia menyebutkan untuk realisasi vaksinasi dosis pertama sudah 97,7 persen, sedangkan dosis kedua di Riau sudah mencapai 72,19 persen.
Pemprov menyebutkan beberapa langkah meningkatkan vaksinasi booster misalnya dengan membuka fasilitas rumah vaksin di 3 lokasi, pertama di Kantor Diskes Riau, kedua di Poltekkes Kemenkes, serta ketiga di Rumah Sakit Jiwa Tampan.
Dari ketiga lokasi itu menurutnya setiap hari ada sekitar 800 warga yang datang untuk mendapatkan vaksinasi, terutama dosis ketiga.
Sementara itu Kepala BIN Daerah Riau Brigjen TNI Amino Setya Budi menjelaskan program vaksinasi booster juga sebagai persiapan agenda politik 2024 mendatang, dimana pada pemilu biasanya akan menimbulkan kerumunan orang.
"Program ini juga menjadi langkah pemerintah menyambut momen Pilpres dan Pilkada 2024, sebagai hajatan nasional yang akan menimbulkan keramaian sehingga perlu diantisipasi," ujarnya.