Kinerja BUMD Sumut Meningkat, Total Aset Rp40,04 Triliun dan Pendapatan Rp4,5 Triliun

Menurut Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara Naslindo Sirait, total aset keenam BUMD tersebut tercatat senilai Rp40,04 triliun per 31 Desember 2021.
Konferensi pers yang digelar Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara terkait kinerja enam BUMD, Medan, Rabu (19/1/2022). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara
Konferensi pers yang digelar Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara terkait kinerja enam BUMD, Medan, Rabu (19/1/2022). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara

Bisnis.com, MEDAN - Kinerja enam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Sumatra Utara mengalami peningkatan signifikan pada 2021.

Peningkatan ini terjadi berkat berbagai strategi perbaikan yang ditempuh pada tahun lalu.

Menurut Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara Naslindo Sirait, total aset keenam BUMD tersebut tercatat senilai Rp40,04 triliun per 31 Desember 2021.

Nilai tersebut meningkat 13,17 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2020, yaitu senilai Rp35,38 triliun.

Selain nilai aset, total pendapatan keenamnya juga meningkat 3,02 persen pada 2021 dibanding 2020. Pada 2021, pendapatannya tercatat mencapai Rp4,5 triliun. Sedangkan pada 2020, pendapatan cuma senilai Rp4,3 triliun.

Tak hanya itu, peningkatan juga terjadi pada sisi laba. Pada 2021, total laba tercatat senilai Rp686,96 miliar. Meningkat 24,45 persen dibanding laba yang diperoleh pada 2020 lalu senilai Rp552 miliar.

"Selain kinerja keuangan, kinerja pelayanan juga meningkat," kata Naslindo di Kantor Gubernur Sumatra Utara, Rabu (19/1/2022).

Menurut Naslindo, dibutuhkan nilai investasi yang besar demi melakukan perbaikan bisnis terhadap seluruh BUMD yang dimiliki Pemprov Sumatra Utara.

Oleh karena itu, kata Naslindo, BUMD akan didorong untuk berinovasi dan berakselerasi demi menggali sumber-sumber pembiayaan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Caranya dapat dengan memanfaatkan pembiayaan yang ditawarkan bank maupun non bank. Seperti penerbitan obligasi korporasi dan pembiayaan dengan sistem turnkey project.

Melalui alternatif pembiayaan ini, pengembangan investasi dan operasional BUMD diharap tidak lagi membebani APBD Sumatra Utara.

Saat ini, kata Naslindo, pemerintah daerah sudah membangun komunikasi dengan sejumlah lembaga sekuritas. Tak cuma itu, Pemprov Sumatra Utara juga menjajaki menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor.

"Untuk tahun 2022 ini, Pemprov Sumatra Utara akan terus meningkatkan tata kelola BUMD yang baik, peningkatan pengawasan serta akan terus meminta masukan-masukan dari DPRD Sumatra Utara. Sehingga kami optimis BUMD dapat tumbuh sehat dan kuat pada tahun ini," kata Naslindo.

Selama ini, Pemprov Sumatra Utara memiliki enam BUMD. Yakni PT Bank Sumut, PDAM Tirtanadi, PT Aneka Industri dan Jasa, PT Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumatra Utara, PT Dhirga Surya dan PT Perkebunan Sumatra Utara.

Pada 2020 lalu, terdapat tiga dari enam BUMD tersebut yang mengalami kerugian. Ketiganya adalah PT Perkebunan Sumatera Utara yang merugi sekitar Rp13 miliar, PT Dirga Surya rugi sekitar Rp762 juta dan PD Aneka Industri dan Jasa rugi sebanyak Rp995 juta.

Berkat strategi yang jitu, dua dari tiga BUMD yang mengalami kerugian itu perlahan mengalami peningkatan kinerja keuangan. Meski satu di antaranya tetap merugi.

PT. Perkebunan Sumatera Utara yang sebelumnya merugi Rp13 miliar pada 2020 akhirnya menghasilkan laba sebanyak Rp1,9 miliar pada 2021. Peningkatannya tercatat 114, 34 persen.

Begitu juga dengan PD Aneka Industri dan Jasa. Dari yang sebelumnya rugi sebanyak Rp995 juta, pada 2021 justru memberi laba sebesar Rp185,59 juta atau meningkat 119 persen.

Akan tetapi, keuangan PT Dirga Surya masih tetap buntung pada 2021. Walau begitu, nominal kerugiannya berkurang. Yakni dari rugi Rp762 juta pada 2020 menjadi rugi Rp572 juta pada 2021. Pertumbuhannya tercatat 25 persen.

Sedangkan tiga BUMD Pemprov Sumatra Utara lainnya tetap berhasil menghasilkan laba seperti tahun-tahun sebelumnya. Yaitu PT Bank Sumut, PDAM Tirtanadi dan PT Pembangunan Prasarana Sumatra Utara.

Laba PT. Bank Sumut meningkat sebesar 19,34 persen pada 2021 dibanding 2020. Pada 2020, laba Bank Sumut tercatat Rp514,62 miliar. Sedangkan pada 2021 menjadi Rp614,13 miliar.

Peningkatan laba signifikan juga dialami PDAM Tirtanadi. Pada 2020, laba perusahaan itu tercatat Rp48,49 miliar. Labanya meningkat pada 2021 menjadi Rp66 miliar.

Sedangkan laba PT Pembangunan Prasarana Sumatra Utara meningkat sebesar 37,51 persen pada 2021 dibanding 2020. Pada 2020, laba perusahaan tercatat Rp3,8 miliar. Namun pada 2021 meningkat menjadi Rp5,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper