Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusri Pastikan Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Sesuai Ketentuan

Ketersediaan pupuk bersubsidi di Sumatra Selatan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.
Karyawan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memeriksa stok pupuk bersubsidi di gudang perusahaan. /Istimewa
Karyawan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memeriksa stok pupuk bersubsidi di gudang perusahaan. /Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG – Ketersediaan pupuk bersubsidi di Sumatra Selatan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.

VP Humas PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Soerjo Hartono mengatakan selaku produsen, pihaknya telah mengantisipasi stok pupuk subsisi terutama saat masa tanam tiba.

“Seperti masa tanam Oktober 2021—Maret 2022, kebutuhan pupuk tentu meningkat. Kami sudah antisipasi stok urea dan NPK sesuai dengan alokasi dan ketentuan yang ditetapkan,” jelasnya, Minggu (21/11/2021).

Soerjo mengemukakan dalam ketentuan pemerintah, pupuk bersubsidi disalurkan kepada petani yang terdaftar dan masuk dalam elektronik rancangan definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).  Tujuannya tak lain untuk memudahkan proses evaluasi dan alokasi oleh Kementerian Pertanian.

Berdasarkan data anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) itu, stok pupuk bersubsidi di wilayah penyaluran Pusri bahkan ada yang melebihi ketentuan per November 2021.

Salah satunya, stok urea di Sumsel mencapai 11.280 ton atau 130% dari alokasi yang ditentukan pemerintah sebanyak 8.660 ton. 

Hal serupa juga berlaku untuk Provinsi Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur. Stok yang masih di bawah ketentuan hanya di Bengkulu yang sebesar 99% dan Bali sebesar 85%. 

“Namun secara total, stok urea bersubsidi di 9 wilayah distribusi kami sudah mencapai 173.432 ton atau 174% dari ketentuan sebanyak 99.566 ton,” ujarnya.

Soerjo menambahkan begitu pula untuk stok NPK bersubsidi yang mencapai 24.567 ton atau 227% dari ketentuan sebanyak 10.828 ton.

“Sebagai anak perusahaan PI, kami berkomitmen menjaga ketersediaan pupuk pada masa tanam ini dengan menyiapkan stok melebihi ketentuan pemerintah,” katanya.

Bahkan, dia melanjutkan, Pusri juga menyiapkan stok pupuk nonsubsidi dan rangkaian produk inovasi Pusri. 

Soerjo menerangkan harga pupuk nonsubsidi ditentukan oleh mekanisme pasar, khususnya pasar internasional. 

“Artinya, harganya naik dan turun bergantung dari kondisi harga pasar dunia,” katanya.

Menurut dia, saat ini terjadi lonjakan permintaan pupuk yang dibarengi dengan turunnya pasokan atau suplai di pasar internasional. 

Penyebabnya, antara lain, beberapa negara penghasil pupuk menghentikan sementara kegiatan ekspor guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya. 

Negara-negara ini, antara lain China, Rusia dan beberapa negara lain juga mengalami kesulitan pupuk untuk kebutuhan dalam negerinya.

Kondisi itu diperparah dengan adanya krisis energi yang terjadi di Eropa. Akibatnya terjadi lonjakan harga gas dunia. Ini menyebabkan biaya produksi pupuk juga naik secara signifikan.

Namun demikian, kata Soerjo, Pupuk Indonesia Grup memastikan harga pupuk nonsubsidi masih terjangkau dan tidak memberatkan petani.

“Saat ini harga yang ditetapkan oleh Pupuk Indonesia Grup sekitar 74% dari harga pupuk internasional,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper