Bisnis.com, PADANG - Pangdam I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Hassanudin menyebutkan penanganan Covid-19 di Sumatra Barat terbilang cukup baik, melalui dibentuknya kongsi Covid-19 dan Nagari Tageh serta menyediakan tempat isolasi mandiri terpusat.
Kegiatan Pangdam I/Bukit Barisan ini, juga berkaitan dengan penyaluran bantuan dari Panglima TNI untuk Sumbar, yang telah tiba di Lanud Sutan Sjahrir Padang, Selasa (10/8) kemarin.
Dikatakannya bantuan yang diberikan oleh Panglima TNI adalah bentuk perhatian bagi daerah, agar segera bisa menekan angka penyebaran Covid-19.
"Kerja ini tidak bisa dilakukan sendiri. Harus bersama-sama. Salah satu bentuk kerjasama adalah saling mendukung dengan memberikan bantuan," ujarnya di Padang, Rabu (11/8/2021).
Dia memuji Sumbar yang telah melakukan upaya pengendalian dengan membentuk kongsi Covid-19 dan Nagari Tageh serta menyediakan tempat isolasi mandiri terpusat untuk membantu pasien tanpa gejala atau gejala ringan.
"Mudah-mudahan bantuan dari TNI bisa berkontribusi memberikan kemudahan bagi pemerintah daerah untuk penanganan Covid-19 di Sumbar," katanya.
Hassanudin juga mendukung koordinasi yang telah berjalan baik antara pemerintah, TNI dan Polri dalam pengawasan penerapan prokes di tengah masyarakat.
Menurutnya pembenahan penanganan di hulu akan sangat besar dampak positifnya dalam menekan penyebaran virus.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menjelaskan adapun bantuan Panglima TNI untuk Sumbar berupa 50 unit oksigen konsentrator yang didistribusikan pada rumah sakit di kabupaten dan kota.
Artinya dengan adanya ketersedian oksigen konsentrator, rumah sakit di daerah, tidak terlalu banyak memberikan rujukan ke rumah sakit di Padang.
"Dengan pendistribusian oksigen konsentrator diharapkan daerah lebih mampu menangani pasien, tidak semua dirujuk ke Padang sehingga BOR di Padang bisa ditekan," kata Mahyeldi.
Gubernur menyebutkan salah satu indikator Padang masih menjalani PPKM level 4 adalah BOR Rumah Sakit yang masih tinggi. Namun hal itu terjadi karena rumah sakit di Kota Padang ini tidak hanya melayani pasien dari Padang, tetapi dari kabupaten dan kota bahkan provinsi tetangga sehingga tingkat keterisian tempat tidur (BOR) untuk pasien Covid-19 tinggi.
Dengan adanya pemerataan peralatan sampai rumah sakit di daerah diharapkan BOR rumah sakit di Padang menurun.
"Sehingga level PPKM bisa diturunkan setelah batas waktu 16 Agustus 2021 selesai sehingga sektor perekonomian kembali bisa bergerak," harapnya.
Saat ini satu-satunya daerah yang masih menerapkan PPKM level 4 di Sumbar hanya Kota Padang. Jumlah itu menurun dari awal penerapan kebijakan itu yaitu tiga kota.
Gubernur menilai penurunan daerah yang menerapkan kebijakan PPKM level 4 itu merupakan bukti bahwa penanganan Covid-19 di Sumbar terus membaik. Sekarang fokus diarahkan untuk mendukung Kota Padang agar juga bisa lepas dari penerapan kebijakan itu.
Dikatakannya untuk menekan penyebaran Covid-19 Pemprov Sumbar, pemerintah kabupaten dan kota berkoordinasi dengan TNI dan Polri dalam hal pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
Sudah lebih dari 100 ribu masyarakat Sumatera Barat yang abai prokes diberikan sanksi untuk memberikan efek jera agar kedepan bisa patuh dan disiplin melaksanakan prokes.
"Kita juga sudah punya 620 kongsi Covid-19 dan Nagari Tageh di Sumbar yang menyediakan tempat isolasi mandiri terpusat untuk pasien tanpa gejala atau gejala ringan. Ini sekaligus bisa menekan BOR RS," ujarnya.
Penanganan Covid-19 di Sumbar Sudah Baik
Mahyeldi menilai, berbicara soal penanganan Covid-19 di daerah, bupati dan wali kota memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya penanganan Covid-19.
Terbukti dari empat daerah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan (PPKM) level 4, saat ini tinggal satu daerah saja yaitu Kota Padang.
“Komitmen bupati dan wali kota cukup tinggi untuk memerangi covid-19 ini. Bahkan ada yang berinisiatif untuk mengundang Dinas Kesehatan Sumbar guna mengevaluasi penanganan dan kondisi penyebaran covid-19 di daerahnya,” katanya.
Mahyeldi juga mengapresiasi beberapa daerah yang tetap menerapkan kebijakan pembatasan seperti PPKM level 4 padahal daerahnya sudah ditetapkan untuk menerapkan PPKM level 3 seperti di Kota Solok.
Beberapa daerah juga melaporkan adanya penurunan kasus aktif dan angka kematian seperti di Sawahlunto. Namun ada pula beberapa daerah yang tingkat kematiannya tinggi tetapi jumlah testingnya rendah.
Untuk daerah ini, Pemprov Sumbar akan membantu proses testing menggunakan mobil swab Dinas Kesehatan.
“Kita ada beberapa armada mobil swab PCR. Kita bantu daerah-daerah yang minim testing ini untuk mempercepat penanganan Covid-19,” tutupnya. (k56).