Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) menilai deflasi yang dialami Sumatra Selatan pada Juni 2021 bukan lantaran lemahnya daya beli masyarakat.
Diketahui, Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami deflasi sebesar 0,01% pada Juni 2021.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumsel Sukerik menjelaskan, deflasi terjadi pada komponen harga yang diatur pemerintah dan harga bergejolak.
“Sementara untuk komponen inflasi inti masih tercatat inflasi sebesar 0,29%. Artinya deflasi, pada Juni belum menunjukkan daya beli masyarakat yang melemah,” katanya, Kamis (1/7/2021).
Mengutip penjelasan dari Bank Indonesia, inflasi inti adalah komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi.
Inflasi inti tersebut dipengaruhi oleh salah satunya faktor fundamental, seperti interaksi permintaan—penawaran yang sangat relevan dengan daya beli masyarakat. Kemudian faktor ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen turut memengaruhi inflasi inti.
Sukerik mengatakan penyumbang terbesar pada deflasi Sumsel datang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,51%, kemudian disusul oleh kelompok transportasi sebesar 0,35%, dan terakhir 0,01% dari kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Berdasarkan catatan BPS, komoditas dominan dari deflasi Sumsel ini datang dari penurunan harga cabai merah sebesar 0,16%, bawang merah 0,05%, dan angkutan udara sebesar 0,04%.