Bisnis.com, PEKANBARU — Ekspor cangkang sawit dan Crude Palm Oil menopang pendapatan negara berupa bea keluar yang tercatat di Direktorat Jenderal Bea Cukai Kantor Wilayah Riau.
Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Riau, Hartono menjelaskan penerimaan bea keluar sampai September 2020 cukup fluktuatif bulan per bulan dan tetap menyumbang pendapatan rutin berasal komoditi ekspor cangkang sawit.
Bulan Februari pendapatan melejit karena pemerintah menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO US$750 per metrik ton. Penetapan ini berdasarkan harga rata-rata di pasar Rotterdam. Pada periode ini harga CPO mencapai US$800 sampai US$850 per metrik ton berada di kolom 3 dengan tarif US$18/MT.
Sementara itu berlanjut ke Maret, harga CPO turun dikisaran US$750 sampai US$800/MT dengan tarif US$3/MT.
“Jadi tarifnya progresif jika harga semakin tinggi maka tarif yang dikenakan semakin meningkat,” kata Hartono dalam evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan III/2020.
Angin segar penerimaan bea keluar dari sektor CPO bulan Oktober ini karena pemerintah menetapkan harga di atas US$750/MT. Sehingga bisa dipastikan penerimaan meningkat meski tak sebesar Februari lalu.
Baca Juga
Realisasi total penerimaan negara sampai akhir September 2020 mencapai Rp319.24 miliar atau 97,7 persen dari target Rp326,4 miliar. Lebih besar dibanding tahun lalu (yoy) hanya Rp81.22 miliar.
Misi bea cukai saat ini bergeser dari penerimaan menjadi fungsi asistensi industri dan fasilitas perdagangan. Fungsi kedua adalah proteksi masyarakat dalam negeri dan terakhir penerimaan.
“Artinya ada pergeseran fokus yang diharapkan bea cukai menumbuhkan titik-titik perekonomian baru,” tambah dia.
BC Riau membawahi empat Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Pekanbaru, Dumai, Tembilahan dan Bengkalis.
Pada momen berbeda, Kepala KPPBC TMP B Pekanbaru Prijo Andono menjelaskan grafik penerimaan bea keluar BC Pekanbaru ada tiga objek barang yang dikenakan bea keluar yaitu cangkang sawit, rubber wood dan palm acid oil.
Per 30 September 2020 penerimaan bea keluar masing-masing tercatat Rp42,3 miliar cangkang sawit, Rp18,7 juta dari rubber wood dan Rp8,5 juta dari palm acid oil. Secara persentase mencapai 152,55 persen dari target bea keluar.
Kenaikan penerimaan bea keluar secara signifikan terjadi pada bulan Juli 2020 dan terus meningkat hingga akhir September 2020.(K42)