Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan China Naik, Ekspor Karet Sumut pada Juni 2020 Bangkit

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara menyebut ekspor karet Sumatra Utara pada Juni 2020 mulai membaik didorong meningkatnya permintaan dari China.
Petani menyadap getah pohon karet di Desa Sawang Rambot, Pante Ceureumen, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (13/6/2020). Untuk membantu petani karet yang terdampak pandemi Covid-19, Kementerian PUPR menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk membeli 10 ribu ton karet langsung dari petani, yang akan dipergunakan untuk campuran aspal. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Petani menyadap getah pohon karet di Desa Sawang Rambot, Pante Ceureumen, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (13/6/2020). Untuk membantu petani karet yang terdampak pandemi Covid-19, Kementerian PUPR menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk membeli 10 ribu ton karet langsung dari petani, yang akan dipergunakan untuk campuran aspal. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara menyebut ekspor karet provinsi ini pada Juni 2020 mulai membaik, yang didorong oleh peningkatan permintaan dari China.

Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, menyebut volume ekspor karet Sumut pada Juni 2020 sebanyak 28.012 ton. Realisasi tersebut meningkat 87 persen dibandingkan dengan ekspor Mei 2020 sebanyak 14.975 ton.

Ekspor karet Sumut mulai membaik pada Juni, setelah sempat anjlok 39,35 persen pada Mei 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor pada Mei 2020 merupakan puncak penurunan pada masa pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan pemulihan volume ekspor yang terjadi terutama didorong oleh meningkatnya permintaan dari China. Negeri Tirai Bambu menjadi negara tujuan dengan volume ekspor terbesar pada bulan tersebut yaitu sebesar 5.715 ton.

"Padahal selama ini yang menempati posisi pertama adalah Jepang yang saat ini berada di posisi ketiga," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (12/7/2020).

Edy mengatakan karet Sumut diekspor ke 32 negara. Sebanyak 6 negara menjadi tujuan utama dengan kontribusi 71,6 persen terhadap total ekspor. China menempati urutan pertama dengan kontribusi 20,4 persen, diikuti Amerika Serikat sebesar 19,7 persen, Jepang 9,5 persen, India 9,3 persen, Brasil 8,5 persen, dan Korea sebesar 4,2 persen.

Gapkindo memperkirakan volume ekspor pada Juli masih akan terjadi peningkatan. Permintaan yang meningkat didorong oleh mulai aktifnya negara konsumen setelah sebelumnya ada pembatasan produksi. Permintaan pada Juli diperkirakan didominasi dari China, AS, dan India.

"China mulai Mei lebih aktif, saat sudah di posisi ke-1 sebagai negara tujuan ekspor. Sebaliknya, Jepang sebelumnya pada posisi ke-1, saat ini berada pada posisi ke-3, diperkirakan stok dari pengapalan April dan Mei masih mencukupi," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler