Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pertanian Dominasi Serapan KUR di Sumsel

Sektor pertanian, perburuan dan kehutanan tercatat mendominasi penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR di Sumatra Selatan yang mencapai Rp565,69 miliar.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PALEMBANG – Sektor pertanian, perburuan dan kehutanan tercatat mendominasi penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR di Sumatra Selatan yang mencapai Rp565,69 miliar.

Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 7 Sumatra Bagian Selatan (OJK KR 7 Sumbagsel), sektor tersebut menyerap 40,74 persen dari total realisasi penyaluran KUR di Sumsel yang mencapai Rp1,39 triliun per Mei 2020.

Kepala Kantor OJK KR 7 Sumbagsel, Untung Nugroho, mengatakan dibandingkan sektor usaha lainnya, sektor pertanian memang menyerap KUR lebih banyak.

“Setelah pertanian, KUR juga banyak diserap sektor perdagangan dan sektor konstruksi,” katanya kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).

Dia mengatakan saat ini kualitas KUR yang telah disalurkan perbankan di Sumsel masuk dalam kategori lancar.

“Hal tersebut terlihat dari rendahnya NPL KUR di Sumsel yang hanya 0,00% hingga Mei 2020,” katanya.

Untung melanjutkan KUR yang dikucurkan oleh 11 perbankan di provinsi itu untuk membiayai usaha 31.005 debitur.

Adapun rinciannya mencakup debitur mikro sebanyak 27.359 orang atau 88,24 persen dari total debitur. Sisanya merupakan debitur kecil sebanyak 3.547 nasabah atau 11,44 persen dan debitur TKI sebanyak 99 orang.

Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumsel, Ilfantria, mengatakan pihaknya berharap perbankan tidak ragu untuk menyalurkan KUR ke petani padi.

“Administrasinya jangan terlampau banyak. KUR akan sangat berguna untuk petani padi untuk membiayai produksi sawahnya,” kata dia kepada Bisnis baru-baru ini.

Ilfantria melanjutkan, seringkali petani terkendala modal untuk menunjang peningkatan produktivitas sawahnya. Hal tersebut membuat petani memilih menekan biaya produksi dengan menurunkan kualitas produksi.

Contohnya, kata dia,penggunaan benih turunan atau benih hasil panen, bukan benih unggul lantaran dinilai lebih murah.

“Daerah yang produktivitas sawahnya rendah banyak menggunakan benih hasil panen, karena mereka terkendala biaya untuk beli benih unggul. Kalau memang petani tidak mampu kan ada KUR,” katanya.

Apalagi, dia menilai, petani padi dapat menjadi debitur yang mampu menjaga kelancaran utangnya lantaran KUR memiliki bunga rendah, yakni hanya 6 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper