Bisnis.com, PALEMBANG – Kinerja kredit usaha rakyat atau KUR di Sumatra Selatan dinilai dalam kategori lancar yang tercermin dari rendahnya rasio non performing loan, hanya sebesar 0,00 persen di tengah masa pandemi Corona.
Rasio non performing loan (NPL) tersebut merujuk pada data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 7 Sumatra Bagian Selatan (OJK KR 7 Sumbagsel) untuk periode per Mei 2020.
Kepala Kantor OJK KR 7 Sumbagsel, Untung Nugroho, mengatakan pihaknya mengapresiasi kinerja perbankan penyalur KUR dan debitur sehingga kinerja kredit bersubsidi tersebut dinilai baik.
“Rasio NPL KUR 0,00 persen itu menunjukkan bahwa kinerja KUR di Sumsel sangat baik,” katanya kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).
Untung mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima OJK dari bank penyalur KUR, diketahui bahwa hanya ada 1 debitur yang rasio NPL-nya bermasalah dengan limit Rp6 juta.
“Debitur tersebut bergerak di usaha pertanian dan kreditnya bermasalah akibat gagal panen,” kata Untung.
Namun demikian, menurut Untung, sektor pertanian tetap menjadi pilihan perbankan dalam menyalurkan KUR. Pasalnya, hingga kini sektor pertanian, perburuan dan kehutanan masih mendominasi penyaluran KUR di Sumsel.
“Cuma 1 debitur yang bermasalah dengan nilai kredit Rp6 juta, kecil sekali pengaruhnya,” kata dia.
Otoritas pun optimistis bank penyalur KUR mampu mencapai target penyaluran yang dipatok senilai total Rp4,46 triliun hingga akhir 2020. Adapun saat ini realisasi KUR tercatat sebesar 31,12 persen dari target atau senilai Rp1,39 triliun.
“Kami yakin dengan dukungan pemda di Sumsel, 11 bank yang menjadi penyalur KUR ini mampu mencapai target tahun 2020,” katanya.