Bisnis.com, MEDAN - Stok bahan baku mayoritas industri di Sumatra Utara kian menipis karena penyebaran virus corona yang menghambat masuknya impor bahan baku industri.
Data Badan Pusat Statistik Sumatra Utara, nilai impor melalui Sumatra Utara sepanjang Januari-Februari 2020 mencapai US$709,23 juta, turun 6,01% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$754,59 juta.
Penurunan terjadi pada impor bahan baku penolong sebesar 9,22% menjadi US$562,03 juta, serta barang konsumsi 8,96% menjadi US$49,48 juta. Sementara itu, impor barang modal naik 20,48% menjadi US$97,72 juta.
Parlindungan Lubis, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sumut, mengatakan saat ini aktivitas industri belum banyak terganggu akibat wabah tersebut. Sebab, rata-rata industri memiliki stok bahan baku untuk 3 bulan ke depan.
Meski begitu, dia khawatir penyebaran virus corona yang meluas akan mengganggu kinerja perdagangan Sumatra Utara seiring dengan stok bahan baku yang mulai menipis. Beberapa industri di Sumut yang berbasis pasar ekspor, komponen produksinya membutuhkan bahan baku impor. Dia mencontohkan, setidaknya 10 perusahaan plastik di Sumut membutuhkan bijih plastik yang diimpor dari China.
Sepanjang Januari-Februari 2020, nilai impor plastik dan barang dari plastik Sumatra Utara turun 14,89% menjadi US$40,50 juta. Berdasarkan negara asal, China mencatatkan kontribusi paling besar terhadap total impor Sumut yakni 27,33%.
"Ini [stok] pasti sudah mulai habis. Seharusnya mereka sudah mulai order lagi untuk kondisi berikutnya. Kalau bahan bakunya tidak terpenuhi maka terganggu produksinya," katanya dikutip pada Selasa (7/4/2020).
Dia khawatir jika produksi terganggu, maka akan mengganggu kinerja ekspor Sumatra Utara. Sementara industri tidak bisa serta merta mengalihkan negara eksportir bahan baku.
Sebab, sejumlah faktor memengaruhi dalam kontrak bahan baku seperti harga, kepastian suplai, dan kepercayaan. Parlindungan berharap penyebaran virus corona dapat segera teratasi agar tidak menekan lebih dalam kinerja perdagangan Sumut.
"Bagaimana ke depannya? mudah-mudahan kondisinya menjadi lebih baik. Kalau tidak, penurunan tiga bulan ini menjadi gambaran kita bahwa perdagangan ekspor impor sumut sangat terganggu dengan corona," imbuhnya.