Bisnis.com, PALEMBANG — Sumatra Selatan memastikan penyakit gugur daun yang sempat mewabah di perkebunan karet provinsi itu telah terkendali seiring adanya peningkatan produksi dalam satu bulan terakhir.
Peneliti Pusat Penelitian Karet Sumbawa, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Tri Rapani Febbiyanti mengatakan produksi getah karet mulai normal setelah sempat terjadi penurunan produksi getah sekitar 30 persen hingga 50 persen.
“Saat ini kondisi tanaman karet mulai membaik, sudah mulai rindang kembali dengan ditandai daun-daun baru sudah tumbuh,” katanya, Kamis (30/1/2020).
Tri mengatakan sebelumnya di kawasan perkebunan karet Sumbawa seluas 1.500 hektare itu terpapar penyakit gugur daun hingga 90 persen.
“Puncaknya saat musim kemarau tahun lalu karena ada gugur daun alami juga. Kanopi (tutupan daun) tinggal 10 persen saja dan tanaman benar-benar merangas,” ujarnya.
Namun demikian, dia melanjutkan, kondisi baik saat ini jangan membuat lengah karena sejatinya Sumsel belum lepas dari ancaman penyakit gugur daun itu.
Dia merujuk Provinsi Jambi karena saat ini justru sedang terjadi penyebaran penyakit gugur daun.
“Justru di Jambi saat ini sedang ‘outbreak; (menyebar), malahan di saat musim penghujan seperti ini yang berbahaya. Penyebaran cepat dan mudah karena melalui udara karena spora diterbangkan angin,” kata dia.
Sebenarnya, Pusat Penelitian Sumbawa sudah mendekteksi adanya penyakit gugur daun ini sejak menerima laporan dari petani pada November 2017, lalu diketahui pada Februari 2018 sudah terjadi pengurangan kanopi sekitar 70 persen.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran dan Pengolahan Hasil Rudi Aprian mengatakan penyakit gugur daun ini sempat mempengaruhi produksi getah karet Sumsel Produksi karet Sumatera Selatan hingga 50 persen.
“Kini kondisi sudah membaik, sudah ada peningkatan produksi karet sejak sebulan terakhir,” kata dia.
Menurutnya, upaya yang dilakukan pemerintah terbilang efektif untuk menanggani wabah penyakit gugur daun ini.
Dinas Perkebunan Sumsel memberikan bantuan pupuk untuk 4.000 hektare (ha) kebun karet yang tersebar di 7 kabupaten.
Ketujuh kabupaten tersebut merupakan sentra karet, yakni Banyuasin seluas 600 ha, Musi Banyuasin 600 ha, Ogan Komering Ilir (OKI) 500 ha, Muara Enim 600 ha, Ogan Ilir 600 ha, Ogan Komering Ulu (OKU) 500 ha dan Kabupaten Musi Rawas 600 ha.