Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertagas : Tak Ada Gangguan Gas ke Pembangkit Listrik di Medan

Pertamina Gas menyebut pasokan gas melalui ruas pipa transmisi Arun-Belawan ke kapal pembangkit Belawan berjalan lancar tanpa ada penurunan tekanan.
Ilustrasi./Antara-Irsan Mulyadi
Ilustrasi./Antara-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, MEDAN — PT Pertamina Gas menyebut pasokan gas melalui ruas pipa transmisi Arun-Belawan ke kapal pembangkit Belawan berjalan lancar tanpa ada penurunan tekanan yang dianggap menjadi penyebab pemadaman listrik di beberapa wilayah di Medan, Sumatra Utara pada Kamis (9/5/2019) malam.

Direktur Utama PT Pertamina Gas, Wiko Migantoro mengatakan tak terjadi kerusakan di sistem penyaluran gas yang menyebabkan turunnya tekanan gas di ruas Arun-Belawan. Adapun, dari laporan yang diterimanya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menaikkan volume penyaluran hingga di atas 165 juta kaki kubik perhari (million standard cubic feet per day/MMscfd) pada Kamis (9/5/2019) sore tanpa melakukan koordinasi terlebih dahulu.

Penaikan volume gas secara tiba-tiba yang dianggap mengganggu distribusi gas ke pembangkit. Sebagai gambaran, pada kondisi normal, PLN menyerap 100 MMscfd. Seharusnya, katanya, PLN berkomunikasi dengan PT Perta Arun Gas yang melakukan regasifikasi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dan PT Pertamina Gas sebagai pemilik fasilitas pipa transmisi Arun-Belawan.

"Kerusakan bukan di sistem kami. Setelah kejadian, PLN meminta supply lebih dari normal 100 MMscfd atau melebihi nominasi dan kami penuhi secara bertahap," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (10/5/2019).

Lebih lanjut, dia menuturkan kenaikan permintaan gas bisa diakomodasi asalkan PLN memberikan pemberitahuan terlebih dahulu. Hingga saat ini, katanya, pasokan gas telah tersalur secara normal. Untuk memenuhi kebutuhan beberapa pembangkit, PLN menggunakan LNG sebagai sumber energi listrik yang kemudian diregasifikasi dan dialirkan melalui pipa transmisi Arun-Belawan dan pipa distribusi milik PLN ke pembangkit.

"Kami bisa penuhi kebutuhan tersebut asal dinominasikan sebelumnya. Artinya, jumlah LNG yang kami regas di Arun bisa kami tambah sesuai kebutuhan PLN apabila ada notifikasi," katanya.

Terpisah, Manager Komunikasi PT PLN Unit Induk Wilayah Sumatra Utara, Rudi Artono mengatakan pemadaman listrik di beberapa wilayah Medan pada Kamis (9/5/2019) malam yakni pukul 20.44 hingga 00.54 disebabkan masalah teknis yang tak bisa dikendalikan.

Dia pun memastikan tak ada masalah pada mesin kapal pembangkit. Adapun penyebab pemadaman listrik adalah turunnya tekanan gas yang dialirkan melalui ruas Arun-Belawan.

"Ternyata kejadian itu [pemadaman listrik] bukanlah akibat trouble-nya mesin kapal tetapi karena penurunan tekanan suplai gas. Ini [pasokan gasnya] langsung disuplai dari Arun," ujarnya.

Rudi menuturkan pengoperasian pembangkit menggunakan tekanan gas yang lebih rendah bisa menyebabkan masalah kerusakan mesin. Kerusakan ini, katanya, dikhawatirkan bisa berdampak lebih besar dari sekadar pemadaman listrik dalam hitungan jam. Oleh karena itu, perusahaan lebih memilih untuk menonaktifkan pembangkit untuk sementara sambil menanti pasokan gas kembali normal.

Di sisi lain, kendati kapal pembangkit memiliki sistem tenaga ganda yakni bisa menggunakan heavy fuel oil (HFO) dan gas, dia menyebut pengalihan ke jenis energi HFO tak bisa dilakukan secara cepat ketika pasokan gas ke pembangkit turun. Alasannya, perseroan perlu melakukan pengaturan teknis di lapangan sebelum akhirnya mengalihkan tenaga gas ke tenaga HFO.

Terhentinya pasokan listrik dari kapal pembangkit (marine vessel power plant/MVPP) sewaan berkapasitas 240 MW itu akhirnya berdampak pada pemadaman listrik di beberapa wilayah di Medan.

"Dengan [penyaluran gas] di bawah tekanan normal, bisa kami nyalakan [pembangkitnya] tetapi tidak optimal. Bisa kami nyalakan tetapi nanti malah mesin kami yang rusak. Jadi kami menunggu proses sehingga gas bisa mencapai tekanan yang ideal," katanya.

Menurutnya, secara pasokan, Sumatra Utara mengalami surplus listrik karena beban lebih kecil dibandingkan pasokan listrik. Rudi berujar kelistrikan di Sumatra Utara kini memiliki cadangan sebesar 239 MW dan pemadaman listrik yang terjadi kali ini karena alasan kahar sehingga tak bisa dikendalikan oleh perseroan.

"Kami punya cadangan 239 MW. Ada hal yang tidak bisa kami kendalikan," katanya.

Terkait dua pemadaman listrik yang terjadi di pekan ini, Sekretaris Daerah Sumatra Utara, Sabrina mengatakan pihak terkait harus memastikan layanan untuk menjamin ketersediaan dan distribusi listrik di Sumatra Utara. Oleh karena itu, pihaknya akan memanggil PLN dan Pertagas agar berkomitmen menjaga layanan.

Seperti diketahui, pemadaman listrik pertama terjadi pada Kamis (9/5/2019) pada dini hari akibat terhentinya distribusi listrik dari beberapa pembangkit yakni PLTU Nagan Raya 1 dan 2, PLTU Pangkalan Susu 2, PLTGU Belawan, ST 2.0, PLTG Marine Vessel Power Plant (MVPP) dan Belawan, serta PLTD AKE akibat rusaknya alat pengubah arus atau current transformer 150 kv. Kemudian, pemadaman listrik kembali terjadi pada hari yang sama di malam hari.

"Pasokan listrik kami kan tergantung pada pembangkit, dan keberadaan pembangkit itu juga didukung berbagai pihak. Saya minta agar seluruh pihak terkait bisa memberikan dukungan dan dapat melakukan perannya dengan sebaik-baiknya," kata Sekda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper