Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Produk Hortikultura di Sumsel Lebih Menguntungkan

Nilai tukar petani holtikultura di Sumsel selalu di atas angka 100 yang artinya petani tersebut meraup keuntungan.
PT Great Giant Pineapple (GGP), sebagai perusahaan swasta terbesar penghasil produk hortikultura di Indonesia, melakukan ekspansi bisnis di Kabupaten Tanggamus dengan konsep CSV. /GPP
PT Great Giant Pineapple (GGP), sebagai perusahaan swasta terbesar penghasil produk hortikultura di Indonesia, melakukan ekspansi bisnis di Kabupaten Tanggamus dengan konsep CSV. /GPP

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mendorong kabupaten/kota memiliki produk unggulan holtikultura agar dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga tidak bergantung suplai dari daerah lain.

Asfan Fikri Sanaf, Staf Khusus Bidang Keuangan, Ekonomi dan Perbankan Sumsel, mengatakan jika daerah memiliki produk unggulan juga dapat berdampak pada pengendalian inflasi.

"Karena kalau impor dari daerah lain berarti biayanya lebih tinggi ketimbang produksi sendiri, daerah bisa mengembangkan potensi masing-masing dalam produk hortikultura,” katanya, Kamis (2/5/2019).

Asfan merujuk langkah yang telah dilakukan Bank Indonesia dalam menggendalikan inflasi dengan membuka pertanian bawang merah di Musi Rawas dan bawang putih di Pagaralam.

Menurut dia, langkah membuat kluster pengembangan potensi tersebut sangat layak ditiru oleh kabupaten lain yang ada di Sumsel.

Jika sudah berjalan dengan baik, Asfan menilai, dapat dilanjutkan dengan menggunakan sistem pertanian plasma-inti.

“Petani hanya sediakan lahannya, bibit dan pembelian produk pertanian dilakukan semuanya oleh inti. Dan harganya harus pantas,” katanya.

Dia menjelaskan skema plasma-inti ini sudah dikembangkan pada peternakan plasma boiler yang mana peternak hanya menyediakan kandang sementara kebutuhan lainnya di-support oleh peternak intinya.

“Apabila tidak mau dalam skema plasma-inti, petani dapat meminta bantuan bibit dari pemerintah sementara untuk biaya produksinya melalui pinjaman perbankan,” katanya.

Menurut Asfan, cara-cara ini sangat efektif untuk mengendalikan harga dalam kaitannya pengendalian inflasi.

Sementara itu Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan sektor pertanian holtikultura di Sumsel sebetulnya jauh lebih menjanjikan dibandingkan sektor perkebunan karet dan sawit.

Berdasarkan data BPS disebutkan bahwa nilai tukar petani holtikultura di Sumsel selalu di atas angka 100 yang artinya petani tersebut meraup keuntungan.

“Seperti bawang merah itu, sangat dibutuhkan di Sumsel karena sejauh ini 90% diimpor dari Jawa. Tapi pertanian bawang merah di sini masih sedikit dan perlu didorong,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper