Bisnis.com, PALEMBANG – Gas dari pipa Grissik–Pusri sepanjang 176 kilometer belum dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti pembangkit listrik, selain untuk industri pupuk, meskipun infrastruktur itu potensial.
Diketahui, pipa transmisi gas open access berdiameter 20 inchi bisa mengalirkan hingga 160 mmscfd gas sementara saat ini baru mencapai 70 mmscfd yang sepenuhnya digunakan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang.
Plt Manager Subid Energi Primer PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan, Dwi Suprianto, mengatakan pihaknya belum dapat memanfaatkan gas dari pipa Grissik—Pusri karena suplai yang ada sudah mencukupi.
"Kondisi eksisting kami sekarang, semua pembangkit di Sumsel sudah pakai gas. Jadi untuk penggunaan gas dari pipa Grissik-Pusri belum kami manfaatkan dulu sekarang,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis.com, Senin (8/4/2019).
Dwi menambahkan pihaknya juga belum membuka wacana penggunaan gas yang bersumber dari Grissik Gas Plant ConocoPhillips di Kabupaten Musi Banyuasin itu dalam waktu dekat.
“Belum ada wacana di masa mendatang karena bergantung pada pertumbuhan konsumen dan kebutuhan PLN,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Hulu (BPH) Migas, Fanshurullah Asa, mengatakan pihaknya meminta PT PLN (Persero) segera memanfaatkan volume gas dari Pipa Grissik –Pusri.
“Kami berharap PLN berkomitmen untuk pakai gas dari pipa Grissik—Pusri karena pipa itu dirancang tidak hanya untuk kebutuhan Pusri tapi juga industri lainnya,” katanya.
Dia menjelaskan kalau hanya digunakan untuk memasok gas ke pabrik Pusri, PT Pertagas tidak perlu memakai pipa berdiameter 20 inchi.
Berdasarkan catatan BPH Migas, kata dia, PLN berpotensi menyerap gas sebanyak 40 mmscfd dari pipa Grissik—Pusri.
Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro mengatakan investasi pipa Grissik—Pusri mencapai US$143 juta dan pihaknya optimistis penyaluran akan meningkat.
“Sementara gas yang sudah dialirkan mulai tahun 2018 untuk kebutuhan Pusri, tahap berikutnya akan ditingkatkan menjadi 160 mmscfd untuk menunjang kebutuhan lainnya sesuai dengan kapasitas pipa,” katanya.
Ruas pipa baru itu akan menjadi tulang punggun infrastruktur gas kedua milik Pertagas di wilayah Sumsel selain pipa eksisting yang telah termanfaatkan maskimal.