Bisnis.com, MEDAN – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Utara meminta kepada pemerintah, Dinas Kehutanan, Polres setempat, dan institusi terkait lainnya agar menyelidiki penyebab longsor yang menutupi jembatan Sidua-dua, Desa Sibaganding, Parapat, Kabupaten Simalungun.
"Pemangku kepentingan di Simalungun perlu mengetahui penyebab longsor tersebut," kata Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan di Medan pada Senin (7/1/2019).
Longsor di Desa Sibanganding, menurut dia, telah terjadi beberapa kali, sehingga hal itu perlu dicurigai dan bisa saja penyebabnya penebangan hutan atau ilegal logging.
"Kawasan hutan di pegunungan Sibanganding kemungkinan ditebangi oleh orang yang tidak bertangggung jawab, sehingga menimbulkan longsor dan menutupi badan jalan dari Pematang Siantar-Kabupaten Simalungun," ujar Tarigan.
Dia mengutarakan longsor di jembatan tersebut tidak selamanya dikarenakan hujan lebat maupun debit air sungai yang cukup tinggi. Debit air tersebut, bisa saja karena terjadinya penebangan kayu di hulu sungai ataupun pegunungan.
"Dinas Kehutanan Simalungun dapat bekerja sama dengan Polres setempat agar mengusut kemungkinan terjadinya penebangan di kawasan hutan Sibanganding," ucap Tarigan.
Dia berharap kepada Pemkab Simalungun membentuk tim untuk mengkaji peristiwa longsor yang mengakibatkan jalan menghubungkan Pematang Siantar-Simalungun putus total dan para pengguna jalan terpaksa menggunakan jalan alternatif.
Tarigan berpendapat pemerintah juga harus lebih tanggap terjadinya longsor yang mengakibatkan arus lalu lintas terganggu dan juga meresahkan warga.