Bisnis.com, MEDAN— Kendati mengalami perlambatan di semester I/2018, Perekonomian Sumatra Utara diprediksi akan melaju pada tiga semester berikutnya di 2018, didorong oleh sejumlah faktor.
Secara khusus, perekonomian Sumatra Utara di triwulan III/2018 diprediksi mampu bertumbuh di rentang 5,0%-5,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu didorong oleh realisasi investasi serta belanja pemerintah yang kuat ditengah konsumsi rumah yang diprediksi akan tumbuh terbatas setelah perayaan Idul Fitri.
“Seasonal-nya, polanya di triwulan I memang pasti Sumatra Utara agak turun, tapi di triwulan II,III, dan IV dia akan melonjak cepat. Seperti yang saya katakan bahwa di triwulan I [perekonomian Sumatra Utara] memang lebih rendah dari Sumatra dan Nasional tetapi sebenarnya itu masih tertinggi sejak 2013 untuk triwulan I ya,” Kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara Arief Budi Santoso, Selasa (26/6/2018).
Pelaksanaan Pilkada dinilai akan menjadi motor penggerak konsumsi pemerintah serta konsumsi LNPRT di tahun demokrasi.
Di samping itu, peningkatan Upah Minimum Provinsi dan alokasi bantuan sosial di tahun ini juga diharapkan mampu menggiatkan aktivitas konsumsi rumah tangga.
Kendati demikian, ada sejumlah hal yang harus tetap diwaspadai yang berpotensi membatasi pergerakan pertumbuhan ekonomi terutama yang terkait dengan potensi kebijakan proteksionisme negara partner dagang serta perkembangan harga komoditas perkebunan di tahun 2018 yang cenderung melemah.
Baca Juga
Hal ini disebut berpotensi menahan kinerja perekonomian dari sisi eksternal.
Seperti diketahui, sektor perkebunan dan ekspor hasil perkebunan masih menjadi salah satu tumpuan perekonomian di Sumatra Utara yang merupakan salah satu penghasil sawit dan karet terbesar di Indonesia.