Bisnis.com, MEDAN- Perekonomian di Sumatra mencatatkan pertumbuhan 4.73% pada kuartal I/2018 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut), pertumbuhan ini didorong oleh performa positif semua lapangan usaha di mana sektor informasi dan komunikasi menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi yakni 8.20%.
"Ini diikuti oleh jasa pendidikan sebesar 8,90%, dan jasa perusahaan sebesar 7,75%," kata Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi , Senin (7/5/2018).
Sementara itu, tiga lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap struktur perekonomian Sumut antara lain pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 21,65% diikuti oleh industri pengolahan sebesar 20,34%, serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 18,09%.
Peran ketiga lapangan usaha tersebut secara total mencapai 60.08% terhadap total PDRB Sumatra Utara yang berdasarkan harga berlaku pada kuartal I/2018 mencapai Rp177.62 triliun sedangkan berdasarkan harga kinstan 2010 mencapai Rp124,06 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistikl BPS Sumut Ateng Hartono menyebutkan, jika diamati, perolehan pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal I tahun ini, menjadi yang pertama setelah pada tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di periode yang sama kerap menorehkan perlambatan.
Baca Juga
Dia berharap, pertumbuhan yera-on year positif di awal tahun yang tercatat pada kuartal I ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun selanjutnya.
“Ada hal menarik, kalau kita amati dari 2013-2017 relatif menurun trennya. Kita kembali mengalami peningkatan 2017 dibandingkan 2018. Mudah mudahan ini hal yang positif untuk mem-push pertumbuhan ekonomi Sumut setelah tiga tahun sebelumnya mengalami untuk bulan satu cenderung penurunan,” katanya.
Kendati demikian, jika dibandingkan dengan triwulan IV /2017, pertumbuhan ekonomi di Sumut pada kuartal I/2018 (q to q) mengalami perlambatan sebesar -0,41% setelah pada tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan 0,38%.
Menurut Ateng, penurunan ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman pangan, terutama padi, yang masa panennya mengalami pergeseran.
“Biasanya pertumbuhan padi pada bulan satu itu itu relatif besar dibandingkan dengan bulan 4, hampir 40%, Untuk bulan I di sini, pertumbuihan padi sekitar 12%, artinya di sini terjadi perubahan pola musim panen tanaman padi dan tanaman pangan lain,” katanya.