Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Sumsel Babel Masih Beli Beras Petani Dengan Harga Komersial

Perum Bulog Divisi Regional Sumatra Selatan dan Bangka Belitung masih menerapkan skema komersil dalam menyerap beras petani dengan harga jauh di atas harga pembelian pemerintah atau HPP.

Bisnis.com, PALEMBANG – Perum Bulog Divisi Regional Sumatra Selatan dan Bangka Belitung masih menerapkan skema komersil dalam menyerap beras petani dengan harga jauh di atas harga pembelian pemerintah atau HPP.

Diketahui berdasar Inpres No 5 tahun 2015, HPP untuk beras seharga Rp7.300 per kilogram. Sementara Bulog sejak awal tahun hingga kini membeli beras dari petani seharga Rp10.000 per kilogram.

Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Bakhtiar AS mengatakan saat ini pihaknya sudah meneken kontrak pengadaan beras sebanyak 276 ton dengan skema komersil.

“Kami masih gunakan skema komersil karena petani masih belum mau menjual hasil produksi berasnya dengan harga sesuai HPP,” katanya, Senin (26/2/2018).

Bakhtiar mengemukakan saat ini pihaknya sudah merealisasikan serapan sebanyak 150 ton di gudang Bulog.

Meski masih menggunakan skema harga komersial, namun kata dia, pihaknya juga ada yang membeli harga sekitar Rp8.200 per kg.

“Yang dibeli semua beras petani, tapi ada juga skemanya dengan harga flexibilitas 8.200 per kilogram,” katanya.

Menurut dia, saat ini penyerapan beras masih minim, namun bukan berarti stok beras di gudang Bulog terbatas. Stok di gudang kini mampu mencukupi kebutuhan beras di Sumsel Babel sekitar 3-4 bulan ke depan.

“Kami harapkan pengadaan akan semakin banyak masuk. Dan sekarang sedang masuk masa panen. Beras yang masuk ke kita merupakan beras dari OKU Timur dan Banyuasin. Kalau semua daerah sudah panen, maka semakin banyak yang dapat kita serap,” katanya.

Adapun target serapan beras Bulog Divre Sumsel Babel tahun ini dipatok sebanyak 80.000 ton. Pihaknya pun optimistis target tersebut dapat tercapai karena saat ini sejumlah daerah tengah melakukan tahapan panen padi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper