Bisnis.com, MEDAN - Roundtable on Sustainable Palm Oil menemui sekitar 100 pelaku usaha perkebunan Sumatra Utara untuk membahas peluang dan manfaat industri kelapa sawit di Indonesia.
Para peserta seminar merupakan perwakilan dari perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit, petani, pedagang dan pengolah minyak kelapa sawit, pemerintah, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat.
"Dengan kegiatan ini kami ingin mengajak para pemangku perkebunan di Sumatra Utara untuk membahas tentang peluang dan manfaat industri kelapa sawit berkelanjutan serta mengajak peran aktif para pelaku industri mendukung produksi kelapa sawit berkelanjutan," papar Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang di sela-sela kegiatan di Medan, Rabu (2/8/2017).
Duduk sebagai pembicara dalam seminar ini sejumlah pemangku kepentingan terkait, yakni dari Dinas Perkebunan Sumut, Organisasi Penguatan dan Pengembangan Usaha-Usaha Kerakyatan, Kelompok Petani UD Lestari dan Badan Pertanahan Nasional.
Tiur Rumondang mengatakan, penting bagi semua pihak untuk menyadari bahwa keberlanjutan dari komoditas kelapa sawit sangat strategis bagi Indonesia untuk menjaga eksistensinya di pasar global sebagai produsen terbesar CPO bersertifikat RSPO.
Selain itu, produksi yang berkelanjutan akan meningkatkan produktivitas minyak kelapa sawit dan memberikan akses pasar lebih luas bagi petani dan perkebunan. Begitu juga dapat memastikan hak pekerja dan masyarakat sekitar perkebunan terpenuhi sambil menjaga ketersediaan jangka panjang komoditas ini yang berkontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia.
Diungkapkannya, Sumatra Utara sejauh ini telah memberikan kontribusi sebesar 20% dari total produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat RSPO di Indonesia.
Adapun kapasitas produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat RSPO (Certified Sustainable Palm Oil/CSPO) di Sumut sampai dengan akhir Juni 2017 tercatat sebanyak 1,3 juta metrik ton dari total produksi CSPO di Indonesia yang sebanyak 6,53 juta metrik ton.