Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Provinsi Sumatra Barat semester I/2025 dibanding semester I/2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,24% secara ctc.
Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto mengatakan dari kondisi perekonomian ini turut andil adalah sektor lapangan usaha informasi dan komunikasi serta real estat, dimana tercatat secara berurutan mengalami pertumbuhan yang paling signifikan yaitu sebesar 7,07% dan 6,63% yang diikuti jasa lainnya sebesar 5,96%.
“Pada lapangan usaha ini, juga ada peran dari pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 5,19%,” katanya, dalam keterangan resmi BPS, Selasa (5/8/2025).
Selain adanya lapangan usaha tersebut, kemudian juga ada untuk lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran dominan setelah pertanian, kehutanan, dan perikanan, tumbuh sebesar 4,14% serta di sisi lain, transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 3,49%.
Sementara kalau dilihat pada triwulan II/2025 terhadap triwulan I/2025 qtq mengalami pertumbuhan sebesar 1,52%.
Pertumbuhan terjadi hampir pada semua lapangan usaha, kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terkontraksi 1,63%, lapangan usaha industri pengolahan yang terkontraksi sebesar 1,59%, jasa perusahaan dengan kontraksi sebesar 2,26%, dan kontraksi cukup dalam pada jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 3,81%.
Baca Juga
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah jasa lainnya sebesar 14,96%, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 6,67%, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 4,82%.
Pertumbuhan lapangan usaha yang memiliki peran dominan lainnya, diantaranya perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 0,57% dan lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 3,65%.
Kemudian dari sisi struktur PDRB Sumbar menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan II/2025 secara kontribusi tidak menunjukkan banyak perubahan. Perekonomian Sumbar didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 21,76%, diikuti oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 16,41%.
Lalu juga ada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 11,31%, lapangan usaha konstruksi sebesar 9,35%, dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,26%, peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumbar mencapai 67,09%.
Sugeng menyampaikan untuk melihat pada kondisi perekonomian Sumbar pada triwulan II/2025 tumbuh sebesar 3,94% yoy dibanding triwulan II/2024. Lapangan usaha informasi dan komunikasi serta lapangan usaha real estat, secara berurutan mengalami pertumbuhan yang paling signifikan yaitu sebesar 9,51% dan 8,31%, diikuti jasa lainnya sebesar 7,25%, serta jasa perusahaan sebesar 5,28%.
Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 4,06%. Kemudian, transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 3,03%, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 3,67%, sementara Konstruksi terkontraksi sebesar 0,02%.
“Ekonomi Sumbar pada triwulan II/2025 dibandingkan dengan triwulan I/2025 mengalami pertumbuhan sebesar 1,52% qtq,” jelasnya.
Dikatakannya pada triwulan ini hampir seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif. Komponen Impor luar negeri yang merupakan faktor pengurang PDRB tumbuh sebesar 64,39%.
Pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 20,84%, komponen PMTB sebesar 4,40%, komponen ekspor luar negeri sebesar 3,50%, dan pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) sebesar 0,37%, sebaliknya komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) mengalami kontraksi sebesar 0,15%.
Struktur PDRB Sumbar menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II- 2025 tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Perekonomian Sumatra Barat masih didominasi oleh komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Sumatra Barat, yaitu sebesar 51,58%, diikuti oleh komponen PMTB sebesar 27,91%, komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 12,12%, komponen PK-P sebesar 8,83%, dan komponen PK-LNPRT sebesar 1,08%. Sementara itu, komponen Impor Luar Negeri sebagai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 2,81%.
Ekonomi Sumatra Barat triwulan II-2025 dibandingkan dengan triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,94% (y-on-y). Pertumbuhan tertinggi dialami oleh komponen Impor Luar Negeri 46,07%. Perlu diingat bahwa komponen ini adalah faktor pengurang PDRB.
Komponen PK-LNPRT tumbuh sebesar 6,64%, komponen Ekspor Luar Negeri tumbuh sebesar 3,86%, dan komponen PK-RT tumbuh sebesar 0,94%. Adapun komponen pengeluaran lainnya mengalami pertumbuhan negatif, yaitu pada komponen PK-P dan PMTB sebesar -2,19% dan -0,27%.
Ekonomi Sumatra Barat semester I/2025 dibandingkan dengan semester I/2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,24% ctc. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh komponen ekspor luar negeri sebesar 8,14%, diikuti oleh komponen Impor luar negeri sebesar 2,88%, komponen PK-RT sebesar 2,49%, komponen PK-LNPRT sebesar 2,31%, dan komponen PK-P sebesar 1,32%, adapun komponen PMTB mengalami kontraksi sebesar 0,29%.
Kondisi Perekonomian di Sumatra
Sugeng menyampaikan secara spasial, struktur perekonomian Pulau Sumatra pada triwulan II/2025 didominasi oleh Sumatra Utara dengan kontribusi terhadap PDRB Pulau Sumatra sebesar 23,50%, diikuti Riau sebesar 22,45%, Sumatra Selatan sebesar 13,82%, Lampung sebesar 10,30%, Kepulauan Riau sebesar 7,18%, Sumbar sebesar 6,76%, Jambi sebesar 6,68%, Aceh sebesar 4,89%, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,24%, dan Bengkulu sebesar 2,18%.
Pada triwulan II/2025, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Kepulauan Riau 7,14% diikuti oleh Sumatra Selatan sebesar 5,42%, Lampung sebesar 5,09%, Jambi sebesar 4,99%n, Bengkulu sebesar 4,99%, Aceh sebesar 4,82%, Sumatra Utara sebesar 4,69%, Riau sebesar 4,59%, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,09%, dan Sumbar sebesar 3,94%.