Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah lebih melek teknologi informasi dan keuangan digital guna menggarap peluang bisnis di daerah yang tengah giat membangun tersebut.
Kepala Seksi Kelembagaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Palembang Roili Mahairi mengungkapkan penetrasi teknologi informasi (TI) di kalangan pelaku UMKM masih rendah. Dari 31.000 unit UMKM formal dan nonformal yang tercatat di Kota Pempek, digitalisasi baru merambah ratusan usaha saja.
Padahal, menurut Roili, utilisasi TI bisa dilakukan dari tingkat paling sederhana yakni penggunaan situs internet dan media sosial untuk pemasaran. Untuk itu, Pemkot berencana menggalakkan adopsi TI dengan cara membentuk kampung-kampung digital.
“Saya sudah melihat konsep kampung digital ini di Makassar. Kami juga akan undang pelaku UMKM untuk alih teknologi dari cara konvensional,” katanya dalam acara diskusi publik bertajuk Potensi Industri Kreatif dan UMKM dengan Memanfaatkan Digital Banking di Palembang, Kamis (20/7/2017).
Roili memastikan Pemkot Palembang serius memperhatikan UMKM lantaran sektor inilah yang mampu membangkitkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja. Selain memberdayakan pelaku UMKM yang sudah ada, strategi ibu kota Sumsel lainnya adalah mengajak lebih banyak kelompok usia muda berwirausaha karena mereka dianggap lebih melek TI.
Direktur Palembang Consulting Group Yan Sulistyo berpendapat keengganan pelaku UMKM mengadopsi TI dan keuangan digital disebabkan ketakutan mereka dibebani aneka biaya tambahan. Yan mencontohkan ketika harus menggunakan transaksi nontunai maka pelaku UMKM dikenakan biaya administrasi kartu debit, kartu kredit, hingga potongan biaya transaksi.
“Ini juga karena perbankan menganggap digital banking sebagai produk, bukan layanan. Kalau TI itu berbiaya akan jadi permasalahan,” tuturnya di acara yang sama.
Yan menilai pelaku UMKM harus diberdayakan karena kontribusinya untuk produk domestik bruto Indonesia baru mencapai 54%-57%, sedangkan di China sudah menyumbang 70% kue ekonomi nasionalnya. Di Palembang, UMKM menyerap 96% jumlah tenaga kerja sehingga berperan besar mengurangi angka pengangguran.
Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Seto Pranoto menjelaskan otoritas moneter terus mendorong efisiensi perbankan agar biaya yang dibebankan kepada nasabah kian menciut. Salah satu bentuk konkretnya diawali dengan pendirian ATM Merah Putih yang menyinergikan bank-bank milik negara.
“Di ATM Merah Putih biaya transfernya lebih murah. Ini sudah mulai dibangun di Palembang dan kota-kota lain,” ucapnya.
Bagi BI, tambah Seto, yang menjadi tantangan UMKM saat ini adalah tingkat inklusi keuangan. Namun, semakin mapan usahanya maka mereka akan beralih mengadopsi TI dan keuangan digital. Untuk itu, dia meminta pemerintah memfasilitasi pelatihan di bidang pemasaran, keuangan, agar pelaku UMKM bisa bangkit.
Kepala Transaksi Ritel Kantor Regional II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Irma Yani mengajak pelaku UMKM memanfaatkan produk digital perbankan guna menjangkau pasar lebih luas.
Pasalnya, penetrasi ponsel di kalangan konsumen terus meningkat yang memungkinkan transaksi pembayaran bisa dilakukan lewat platform dan aplikasi berbasis jaringan internet.