Bisnis.com, MEDAN - PT Toba Pulp Lestari, Tbk. memberikan pelatihan kepada para petani untuk mengenali mutu dan cita rasa komoditas kopi selama lima hari.
Melalui siaran pers, Manajer Pengembangan Masyarakat (CD) PT TPL Ramida Siringo-ringo mengungkapkan, memberdayakan petani kopi dalam negeri agar bisa meningkatkan daya saing di pasar asia dan dunia menjadi tujuan perusahaannya menggelar kegiatan ini.
"Pelatihan tersebut berlangsung selama lima hari, atau dari tanggal 17 sampai 21 Juli 2017," ujarnya.
Berkolaborasi dengan Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) dan Rumah Kopi Ranin, dalam kegiatan ini PT TPL melibatkan 20 orang petani dari Tobasa dan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Dia memaparkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Community Development (CD) Bidang Penciptaan Lapangan Kerja dan Pengembangan Ketrampilan yang dilaksanakan di lokasi pelatihan Pondok Bina Tani (PBT) milik TPL di Kecamatan Parmaksian.
Kegiatan ini dinilai sangat penting karena wilayah Tapanuli saat ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi khas di Indonesia. Namun berbeda dengan daerah penghasil kopi lainnya, kesejahteraan petani kopi di Tapanuli dinilai belum sebaik kopi yang mereka hasilkan.
"Banyak petani kopi yang hidup di bawah garis kemiskinan akibat kurangnya pengetahuan mengenai mutu dan cita rasa sehingga kopi yang dijual masih dalam kondisi nilai jual yang rendah."
Untuk itulah pelatihan tersebut dihelat agar menjadi wadah edukasi yang efektif bagi petani kopi, khususnya di daerah Tapanuli, guna membuka wawasan dan pengetahuan mereka akan permintaan kopi berkualitas dari pasar dunia.
Diharapkan mereka dapat menerapkan pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi agar dapat memenuhi kualifikasi yang diminta pasar.
Hal itu karena
Indonesia sebagai negara produsen kopi nomor empat terbesar di dunia berdasarkan International Coffee Organization, dituntut untuk bisa menjadi pemain pasar terbesar di Asia dengan terus meningkatkan kualitas produksi kopi.
Apalagi saat ini sudah menjamur kedai-kedai kopi atau caffee dalam skala nasional yang akan membuat permintaan kopi terus meningkat tiap tahun dan menjadi pasar yang menjanjikan bagi petani kopi.
Tedjo Pramono, Pengelola Rumah Kopi Ranin mengakui kualitas kopi dari daerah Tapanuli memiliki citra rasa yang unik dan diminati oleh banyak pecinta kopi.
"Bila para penikmat kopi dari seluruh penjuru datang mencari kopi dari daerah Tapanuli sebaiknya para petani mengetahui mana kopi yang berkualitas untuk disajikan," ujarnya.
Sementara itu, menurut Direktur PT TPL Mulia Nauli, Indonesia sebagai negara penghasil kopi seperti kopi Sumatra, Kopi Aceh Gayo dan kopi arabika Flores memiliki rasa dan harum yang mampu bersaing di pasar global.
Namun, Mulia tidak menampik juga bahwa kopi Indonesia masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk berkembang dan berpromosi di Tanah Air dan dunia.
Dijelaskannya, keterlibatan PT TPL adalah untuk menambah pengetahuan para petani kopi, mulai dari jenis tanaman, biji, keharuman dan rasa serta cara menyajikannya dengan baik. Dengan begitu, para petani dapat mengetahui jenis kopi yang bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Terlebih, program Sekolah Kopi yang dibangun PT TPL di kabupaten Humbahas, lanjutnya, sudah dalam tahap penyempurnaan. "Ini bukti keseriusan kita akan pengembangan kopi ini."