Bisnis.com, MEDAN - Dinas Kebudayaan bekerja sama dengan Komite Seni Tari yang berada di bawah naungan Dewan Kesenian Medan menggelar pertunjukan Tari Kreasi, Tradisional dan Kontemporer di Balai Rasa Sayang, Hotel Polonia, Medan, Sabtu (6/5) malam.
Disaksikan ratusan pelajar, pertunjukan berbagai ragam tari tampak selalu menuai tepuk tangan meriah. Meski didominasi tarian tradisional, tetapi penggarapannya terlihat dilakukan secara apik, lebih modern dan profesional.
Diawali dengan tarian Bulan Merindu (Melayu), pertunjukan dilanjutkan dengan tarian Multi Etnis, tari Sitalasari (Simalungun), tarian Etnis (Batak Toba dan karo), sampai tarian Edeng-Edeng (Tapanuli Selatan).
Selain tarian tradisonil, panggung juga diisi dengan pertunjukan tarian kreasi, yakni Tarian Cikala Pong Pong dan Medanku Sayang.
Penonton pagelaran yang diikuti oleh berbagai sanggar tari pelajar di Medan ini juga disajikan pertunjukan tarian kontemporer aprosentris.
Untuk tarian kontemporer, para pengunjung tampak belum bisa mencerna sepenuhnya pesan yang ingin disampaikan. Mungkin wajar saja karena tarian kontemporer sepertinya belum familiar bagi para pelajar.
Menurut Plt. Kadis Kebudayaan Kota Medan, Edliaty, pagelaran ini dilaksanakan sebagai bagian dari promosi lokal untuk melestarikan budaya daerah.
Sebab saat ini arus globalisasi dan budaya barat dinilainya semakin menggerus budaya daerah yang secara tidak langsung, sedikit banyak telah mempengaruhi karakter bangsa.
Edliaty pun memberikan apresiasi kepada semua pihak, terutama para pelaku seni, yang telah berperan mulai dari perencanaan hingga berlangsungnya kegiatan.
"Kita semua harus menjalin kerja sama yang baik dan berkesinambungan untuk melestarikan senin dan budaya tradisionil. Pembangunan kesenian dan kebudayaan tetap menajdi prioritas kita," ujarnya di sela-sela acara.
Sementara Ketua Dewan Kesenian Medan Rianto Aghly memberikan saran agar kegiatan seperti ini ditampilkan di luar gedung atau di tempat terbuka sehingga masyarakat luas dapat menikmatinya.