Bisnis.com, MEDAN—Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dinilai perlu menyeimbangkan kontribusi perekonomian dari pantai Barat.
Alasannya hingga saat ini, kontribusi perekonomian masih didominasi oleh pantai Timur lebih dari 70%. Adapun, potensi peningkatan kontribusi pantai Barat terbuka lebar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut Arief Budi Santoso menjelaskan, pada tahun lalu pertumbuhan ekonomi daerah-daerah di pantai Barat mampu melampaui pertumbuhan ekonomi Sumut yakni 5,3%-5,7%.
Namun, peran terhadap pertumbuhan ekonominya hanya 9,2%.
“Artinya, [perekonomian] Sumut masih didominasi oleh pantai Timur. Pantai Barat ini potensinya sangat besar. Ada tiga sektor utama yakni maritim, perkebunan dan pertanian. Untuk perikanan misalnya, pantai Barat memiliki hasil yang lebih besar dari kawasan lain,” ucap Arief, Selasa (26/4).
Kendati demikian, dia mengungkapkan pantai Barat masih mengalami kendala besar yakni konektivitas infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur baik berupa jalan, pasokan listrik maupun air bersih dinilai mampu mendatangkan investasi.
Hambatan kedua yang perlu diatasi yakni kualitas sumber daya manusia.
Adapun rerata masyarakat pantai Barat mengenyam pendidikan tertinggi hanya 9 tahun atau SMP. Pemprov Sumut juga agar meningkatkan pengawasan pemanfaatan dana desa.
“Kami melihat pemprov mulai serius untuk membangun pantai Barat pada APBD 2018, bahkan tahun ini juga. Kami optimistis ke depan kontribusi perekonomiannya bisa lebih besar,” tambah Arief.
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengemukakan, pembangunan akses jalan antar kabupaten dan provinsi di pantai Barat akan menjadi prioritas dalam alokasi APBD 2018.
Salah satu di antaranya yakni pengembangan jalan mulai Sibolga, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal hingga ke Sumatra Barat. Adapun, APBD 2018 diproyeksi meningkat mencapai Rp13,32 triliun dari APBD 2017 Rp13,03 triliun.
Selain itu, ada pula pembangunan akses ke Pelabuhan Palimbungan Ketek di Mandailing Natal. Pelabuhan Sibolga juga dapat dijadikan feeder Pelabuhan Kuala Tanjung. Pun, pembangunan Bandara Bukit Malintang.
“Ada pula untuk pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air bersih serta sanitasi masyarakat, Kami juga akan fokus merevitalisasi rumah tak layak huni. Untuk sektor maritim, ada juga revitalisasi armada kapal, GPS, dan alat tangkap ikan untuk nelayan.”
Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung memastikan dalam waktu dekat pemprov akan kedatangan calon investor asal China untuk membangun pantai Barat terutama Kepulauan Nias dengan fokus pengembangan pariwisata.
Investasi tersebut mencakup pembangunan empat kabupaten dan satu kota di Nias. Pemprov menargetkan, realisasi investasi ini dapat membawa 1.000 orang wisatawan mancanegara per hari.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu mencapai 5,18%. Laju ini lebih tinggi dibandingkan dengan rerata nasional 5,02% dan dari 2015 5,1%.