Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Hilirisasi Tomat dan Cabai Resmi Beroperasi di Tanah Datar Sumbar

Di daerah Tanah Datar terbilang cukup banyak produksi komoditas tomat dan cabai, namun selama ini belum memiliki hilirisasi.
Pekerja tengah mengolah cabai merah menjadi saos di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) pengolahan produk hortikultura, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. /Humas
Pekerja tengah mengolah cabai merah menjadi saos di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) pengolahan produk hortikultura, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. /Humas

Bisnis.com, BATUSANGKAR - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, berharap banyak terhadap industri komoditas tomat dan cabai yang telah beroperasi di daerahnya itu karena dinilai menjadi solusi jitu mengangkat harga tomat dan cabai.

Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan di daerahnya itu terbilang cukup banyak produksi komoditas tomat dan cabai, namun selama ini belum memiliki hilirisasi. Beruntung Tanah Datar mendapat perhatian dari Kementerian Perindustrian RI, sehingga hadirlah Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) pengolahan produk hortikultura.

“Potensi tanaman sayur seperti tomat dan cabai di Tanah Datar sangat besar, tapi saat panen raya semua harga murah, sayur menumpuk tidak terjual dan bahkan terbuang di pinggir jalan. Hal inilah yang menjadi pemikiran kami bagaimana hal itu tidak terjadi lagi," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (8/5/2025).

Dia menyebutkan hilirisasi yang dibangunan Kementerian Perindustrian merupakan hal yang sangat disyukuri bagi masyarakat di Tanah Datar, karena menjadi kunci, dimana kedepannya perlu mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah agar tidak lagi bergantung kepada harga pasar segar semata. 

“Jadi Sentra IKM Holtikultura ini kami ajukan ke Kementerian Perindustrian pada tahun 2023, dan alhamdulillah tahun 2025 ini selesai dibangun dan sudah bisa dioperasikan. Semoga menjadi sumber ekonomi baru bagi daerah,” ujarnya.

Bupati juga mengimbau kepada IKM yang memiliki potensi hortikultura seperti tomat dan cabai, agar memanfaatkan secara maksimal keberadaan Sentra IKM tersebut, karena di IKM dapat mengolah tomat dan cabai menjadi produk berupa saos sambal, saos tomat, cabai giling dan lainnya.

Menurutnya pembangunan Sentra IKM Produk Hortikultura bukan sekedar proyek fisik, namun merupakan investasi untuk masa depan, terutama dengan hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai produk itu saja, namun ada manfaat lainnya. 

Dikatakannya keberadaan hilirisasi tomat dan cabai itu tidak hanya meningkatkan nilai produk, namun juga bisa memberi dampak peningkatan pendapatan petani dan pelaku IKM, kemudian menciptakan lapangan kerja baru baik di bidang produksi, administrasi, teknisi hingga keamanan.

“Keberadaan sentra ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Datar yang lebih inklusif dan berkelanjutan," jelas Eka.

Sebelumnya, Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan bahwa bantuan Sentra IKM Produk Hortikultura yang telah beroperasi tersebut merupakan bantuan pada anggaran tahun 2024. Mengingat butuh proses dan tahapan pengerjaan, usulan dari Pemkab Tanah Datar bisa dirasakan manfaatnya di tahun 2025 ini.

"Bantuan untuk Sentra IKM Produk Hortikultura Tanah Datar ini merupakan dari anggaran 2024 dan sudah selesai di bangun, ini tentu patut disyukuri karena tahun 2025 ini pembangunan lebih diprioritaskan kepada daerah tertinggal dan terluar," ujarnya. 

Oleh karena itu, dia berharap pemanfaatan Sentra IKM tersebut dapat semaksimal mungkin, baik itu oleh pemerintah daerah, IKM ataupun masyarakat. Dengan demikian, ke depan tugas yang menjadi prioritas adalah pemenuhan bahan baku untuk sentra IKM ini, seperti tomat, cabai dan tanaman holtikultura lainnya. 

“Di sinilah peran pemerintah daerah bersama petani untuk menjamin ketersediaan bahan baku ke depan," tegasnya.

Yeni juga menjelaskan pembangunan Sentra IKM tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp9 miliar lebih, dimana pembangunannya itu dilakukan secara bertahap, yakni mulai dari Rp7 miliar lebih untuk pembangunan fisik berupa pembangunan gedung, jalan, pengadaan mesin dan penunjang lainnya. Kemudian sebesar Rp2 miliar lebih DAK Non Fisik untuk pelaksanaan peningkatan kualitas IKM melalui pelatihan dan kegiatan lainnya.

“Semoga sentra IKM ini menjadi pusat produksi saos tomat dan cabai di Sumbar,” harapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper