Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Sumatra Utara di kuartal I/ 2025 tumbuh secara tahunan sebesar 4,67% (year-on-year/yoy) dengan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp296,49 triliun.
Sementara secara kuartalan, ekonomi Sumut di kuartal pertama 2025 inj mengalami kontraksi 0,99% (qtq) dibanding kuartal IV/ 2024.
Statistisi Ahli Utama BPS Sumut Misfaruddin mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal I/ 2025 memang relatif melambat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Memang di triwulan (kuartal) satu ini masih tumbuh walau melambat dibanding triwulan I tahun 2024 karena ada beberapa kategori yang bertumbuh tapi juga melambat," kata Misfaruddin usai agenda Rilis Pertumbuhan Ekonomi Sumut, Senin (5/5).
Misfaruddin menjabarkan sejumlah kategori yang menyumbang angka dalam pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal pertama tahun ini.
Mayoritas lapangan usaha lainnya tercatat mengalami kontraksi secara kuartalan, beberapa bahkan terbilang cukup dalam seperti kategori Konstruksi (-8,01%); Jasa Lainnya (-7,67%); serta kategori Akomodasi dan Makan Minum (-6,75%).
Baca Juga
Sementara lapangan usaha Jasa Perusahaan menjadi kategori dengan pertumbuhan tertinggi jika dibanding kuartal IV/2024, mencapai 6,79 (qtq).
Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan tertinggi dicatatkan kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 12,13% (yoy); Jasa Perusahaan 10,27% (yoy); dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 9,85% (yoy).
"Secara tahunan, semua kategori mengalami pertumbuhan positif," tambahnya.
Lebih jauh Misfaruddin menyebut, ada 4 (empat) kategori yang berandil besar terhadap PDRB Sumut di kuartal I/2025 dengan angka di atas 10%. Share terbesar disumbang kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 25,46%.
Kategori pertanian juga tercatat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Sumut secara tahunan, sebesar 1,19%.
Adapun, berdasarkan Pengeluaran, laju pertumbuhan di kuartal I/2025 dicatatkan komponen ekspor, yang secara kuartal tumbuh 2,43% (qtq) dan secara tahunan tumbuh 13,88% (yoy).
Misfaruddin menyebut hampir seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan secara tahunan. Hanya kategori Pengeluaran Konsumsi Lembaga Pemerintah Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh -0,92% (yoy).
Sementara secara kuartalan hampir seluruh komponen pengeluaran terkontraksi pada periode ini. Pengeluaran untuk Konsumsi Pemerintah terkontraksi paling dalam yakni hingga mencapai 16,95% (qtq). Sedangkan Konsumsi Rumah Tangga hanya mampu bertumbuh 0,41% (qtq).
"Dilihat dari strukturnya, pengeluaran untul Konsumsi Rumah Tangga masih menjadi komponen dengan share terbesar terhadap PDRB Sumut, mencapai 51,37%," jelasnya. (240)