Bisnis.com, PEKANBARU – Gubernur Riau Abdul Wahid akan membentuk tim tata kelola perkebunan kelapa di Provinsi Riau untuk mendukung program peremajaan (replanting) pohon kelapa yang saat ini banyak memasuki usia tua.
Langkah ini bertujuan menjaga keberlangsungan produksi kelapa sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kita bentuk tim dari kabupaten, kota, dan provinsi yang terlibat. Tata kelola ini berkaitan dengan umur tanam kelapa yang sudah tua, jadi pasti akan dilakukan replanting," ujarnya saat memimpin rapat koordinasi terkait kebijakan tata kelola komoditas kelapa di Kantor Gubernur Riau, Senin (28/4/2025).
Riau tercatat menjadi salah satu daerah di Indonesia dengan luasan lahan kebun kelapa terbesar mencapai 430.000 hektare. Sekitar 80% kebun kelapa itu berada di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Menurut Wahid, umur pohon kelapa di Riau rata-rata sudah mencapai 35 hingga 40 tahun, sehingga wajar bila produksi mengalami penurunan. Replanting dinilai menjadi solusi utama untuk memperbaiki produktivitas kebun kelapa di masa depan.
Disebutkan butuh waktu dua hingga tiga tahun sebelum kelapa yang baru ditanam mulai bermayang atau berbuah. Jadi selama masa tunggu itu, perlu tata kelola yang bisa membantu petani, misalnya dengan mengolah batang kelapa yang ditebang menjadi produk bernilai tambah seperti furniture.
Baca Juga
Selain membentuk tim tata kelola, Wahid juga mendorong pembentukan tim tata niaga yang akan mengatur aspek perdagangan kelapa, termasuk harga, insentif bagi petani, dan pengelolaan tenaga kerja.
"Kita bentuk juga tim tata niaga, untuk memastikan petani tidak dirugikan dan pemerintah hadir sebagai regulator. Dengan begitu, industri tetap berjalan dan masyarakat tetap bekerja," ucapnya.
Untuk mendukung program replanting, Wahid menekankan pentingnya penggunaan bibit kelapa unggul, khususnya yang tahan terhadap kondisi lingkungan seperti air asin.
"Bibitnya harus unggul dan tahan air asin. Supaya kalau terjadi tanggul jebol, pohon kelapanya tetap bisa hidup. Ini penting agar kehidupan masyarakat bisa ditopang lebih kuat di masa depan," tambahnya.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya menyelamatkan industri kelapa di Riau yang saat ini menghadapi tantangan serius akibat menurunnya produksi. Pemerintah provinsi berharap melalui peremajaan dan perbaikan tata niaga, komoditas kelapa Riau dapat kembali berjaya dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.