Bisnis.com, ACEH - Masyarakat di Desa Tingkeum, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, yang tinggal jauh dari pusat perkotaan merasa khawatir akan nasib masa depan di desanya itu.
Terlebih, dari rentetan masa lalu di daerah tersebut, merupakan wilayah pascakonflik. Kondisi ini turut menambah rasa khawatir terhadap sumber daya manusia (SDM), sehingga dibutuhkan perhatian yang serius dari sektor pendidikan.
Tokoh masyarakat Tingkeum, Irwali mengatakan persoalan pendidikan menjadi hal penting diperhatikan di Desa Tingkeum.
"Kami dari masyarakat berharap betul generasi muda yang ada di Tingkeum bisa menjadi generasi membangun kampung halaman yang lebih baik. Makanya pengetahuan sejak dini perlu dilakukan," katanya saat dikunjungi Bisnis Indonesia dalam kegiatan Jelajah Migas Sumut-Aceh 2024 yang turut didukung oleh KKKS Sumbagut, yakni EMP Tonga, EMP Gebang, Pertamina EP Pangkalan Susu, Pertamina EP Rantau, Harbour Energy, dan Pertamina Hulu Energy NSO, Jumat (6/12/2024).
Irwali menyampaikan terkait persoalan kebutuhan dukungan dan fasilitas pendidikan ini, masyarakat pun sepakat untuk mencoba menyampaikannya ke pihak perusahaan minyak dan gas (migas) Harbour Energy, Wilayah Kerja Andaman II.
"Alhamdulillah, apa yang kami harapkan direspon dengan cepat oleh Harbour Energy," ujarnya.
Baca Juga
Perpustakaan yang dibangunkan melalui bantuan dari perusahaan asal Inggris itu, berada persis di dekat pinggiran sawah. Suasana di kampung terasa begitu asri saat berada di kawasan perpustakaan itu.
Bangunan perpustakaan itu pun tuntas dikerjakan di awal tahun 2024. Supaya perpustakaan itu benar-benar membuat anak-anak nyaman di dalamnya, Harbour Energy pun turut melengkapi sejumlah fasilitas yang nyaman saat berada di dalam ruang perpustakaan.
Fasilitas itu berupa, pendingin ruangan, meja membaca, serta tempat duduk yang sangat empuk. Tidak kalah penting, Harbour Energy juga turut membantu memberikan sejumlah buku anak-anak.
"Jadi semenjak adanya bangunan perpustakaan ini, kami merasakan betul dampaknya. Anak-anak tidak lagi main hp di rumah, tapi lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan," ucapnya.
Bahkan ada sekali-kali warga setempat menjadikan perpustakaan itu sebagai tempat pertemuan, karena memang di Desa Tingkeum belum memiliki sebuah balai warga yang memadai untuk melakukan sebuah pertemuan.
Kepala Perpustakaan Nurhani menjelaskan buku-buku yang tersedia di perpustakaan itu beragam, mulai dari tentang sejarah yang mudah dipahami anak-anak, belajar membaca juga, serta edukasi mengenali nama dan jenis hewan, serta banyak buku-buku jenis lainnya.
"Ada beberapa novel juga di perpustakaan ini, karena memang ada orang dewasa juga yang mampir untuk membaca buku," katanya.
Dia menceritakan biasanya perpustakaan di Tingkeum ini ramai di waktu sesudah waktu dzuhur. Karena anak-anak baru pulang sekolah di waktu siang hari.
"Jadi mulai sore hari, anak-anak di kampung kami ini sudah berkumpul di perpustakaan. Sehingga orang tua mereka sudah tahu, kalau anak-anaknya pergi dan berada di perpustakaan," ucapnya.
Nurhani juga bilang bahwa di perpustakaan itu secara umum tidak hanya menjadi sebuah tempat literasi bagi anak-anak di Desa Tingkeum saja, tapi anak-anak dari kampung lainnya, juga banyak datang belajar dan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut.
Selain itu, sekolah dasar yang ada di sekitar Nisam pun juga banyak datang ke Perpustakaan Tingkeum. Bahkan tersebut sudah menjadi bagian dari semacam tour perpustakaan dari pihak sekolah.
"Ramai sekali yang datang ke perpustakaan kami ini. Jadi dampaknya yang kami rasakan selaku warga di desa ini, seakan terasa Desa Tingkeum naik level, karena memang ramai orang datang ke desa kami untuk berliterasi," sebutnya.
Dikatakannya alasan kenapa tingginya minat anak-anak dalam literasi itu, karena anak-anak di desa tersebut memiliki minat membaca yang terbilang cukup tinggi.
Karena sebelum didirikannya perpustakaan tersebut oleh Harbour Energy, sebenarnya anak-anak di desa memang gemar membaca.
Namun selama ini mereka membaca di rumah Nurhani, karena dia juga merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar di desa sekitar.
"Ketika mereka-mereka ini dulu sering ke rumah saya. Persediaan buku untuk anak-anak memang terbatas. Saya pun pernah share kegiatan itu di media sosial, dan ternyata ada donatur yang memberikan buku," sebutnya.
"Nah, kini semenjak adanya perpustakaan, barulah mereka pindah. Saya melihat keberadaan perpustakaan memang sangat penting di desa kami ini," sambung Nurhani.
Kedepan dia berharap agar ada penambahan ketersediaan buku di perpustakaan itu. Sehingga anak-anak bisa memiliki pilihan buku yang lebih banyak, dan anak-anak tidak bosan saat berada di dalam ruang perpustakaan.
"Khawatirnya jika stok buku baru tidak ada yang masuk. Kalau tidak ada buku yang baru, nanti anak-anak bosan, karena semua buku telah mereka baca," kata dia.
Selain soal buku, Nurhani juga berharap agar fasilitas seperti kamar mandi juga perlu untuk dibangunkan di perpustakaan tersebut. Sehingga bila sedang asyik membaca, anak-anak tidak perlu untuk pulang ke rumah dulu untuk mencari kamar mandi.
Menurutnya selain telah adanya perpustakaan, di perkampungan itu juga tidak adanya sekolah anak usia dini seperti PAUD dan TK. Persoalan itu juga dianggap perlu ada solusi, sehingga pendidikan usia dini bisa dimulai.
"Semoga Harbour Energy bisa membantu kami soal pendidikan ini," harapnya.
Sementara itu, Community Development Officer, Harbour Energy, Wilayah Kerja Andaman II, Adi Irawan mengatakan alasan kenapa perusahaannya memutuskan untuk membantu masyarakat di Desa Tingkeum, karena kebutuhan masyarakat soal pendidikan dinilai penting dan segera untuk dibantu.
"Jadi setelah kami lihat di desa Tingkeum, memang perlu untuk dibantu. Alhamdulillah, semua rencana berjalan lancar, dan manfaatnya pun kini telah dirasakan oleh masyarakat," katanya.
Adi yang merupakan warga lokal asli Aceh menceritakan selama ini bantuan dari Harbour Energy lebih banyak banyak ke pesisir pantai. Sementara masyarakat di pelosok desa kurang terperhatikan. Makanya program untuk membangun perpustakaan berjalan dengan respon yang positif dari perusahaan.
"Usia perpustakaan ini diperkirakan sudah satu tahun, dan sampai saat ini bangunannya terlihat masih sangat terjaga dengan baik," jelasnya.
Terkait kebutuhan buku dan lainnya itu, Adi menyatakan akan segera mengkomunikasikan dengan perusahaan, karena memang melihat dari ketersediaan buku di perpustakaan itu masih terbilang sedikit.
"Soal buku-buku di perpustakaan ini, kami tentu berkoordinasi juga tokoh masyarakatnya. Sehingga buku-buku yang dibaca anak-anak benar memberikan manfaat," sebutnya.
"Tujuan perlu memastikan buku-buku yang bermanfaat itu, agar tidak ada informasi-informasi yang tidak benar diterima anak-anak di desa itu," sambung Adi.
Dia berharap segala bentuk kepedulian Harbour Energy tersebut benar-benar dapat dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk hal-hal yang positif.
Sehingga apa yang telah diharapkan masyarakat, yakni menjadikan generasi muda yang memiliki pengetahuan yang handal bisa terwujud.
"Karena memang generasi muda sekarang ini harapan masa depan kita, tidak hanya bagi Desa Tingkeum saja, tapi seluruh generasi muda ini menjadi harapan bangsa Indonesia ini," tutupnya.