Bisnis.com, MUARA ENIM – Target swasembada pangan sebagaimana dicanangkan oleh pemerintahan presiden Prabowo Subianto menghadapi tantangan sehingga perlu penanganan yang sistematis, terutama faktor kesehatan serta kesuburan tanah yang saat ini menjadi tantangan terbesar sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia.
”Dari sisi keilmuan, tanah sehat sekarang ini hampir tidak ada. Kebanyakan tanah sakit, sedikit yang sehat. Tidak hanya di Jawa, termasuk di Sumatra juga,” ungkap dosen sekaligus Kepala Kebun Riset Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Umar Harun, saat berbicara dalam Penyuluhan dan Sosialisasi “Manfaat Pupuk Organik dan Hayati bagi Kesehatan Tanah dan Pertanian” digelar PT Menthobi Hijau Lestari (MHL) di Hotel Melio, Muara Enim.
Menurutnya, ciri tanah sakit adalah kandungan bahan organik dalam tanah hanya mencapai 2%. Hal ini dirasa memprihatinkan karena manfaat tanah secara umum sangat luas bukan saja untuk pertanian dan perkebunan, melainkan juga aspek kehidupan manusia secara lebih luas.
Khusus untuk pertanian dan perkebunan, lanjut Umar, kesehatan tanah adalah kunci utama mewujudkan praktik yang sejalan prinsip keberlanjutan (sustainability). Tanah yang sehat akan mendukung ketersediaan pangan yang berkualitas meskipun saat menghadapi tantangan iklim, seperti musim kemarau karena tanah yang sehat mampu menyimpan kandungan air.
”Menurut BMKG bahwa wilayah pulau Jawa, sebagian NTB, dan Sumsel akan mengalami musim kemarau lebih panjang dan lebih panas pada 2025. Ini ancaman. Jadi sekarang bagaimana artinya mengelola ancaman tidak menjadi petaka. Kita perbaiki tanahnya,” ujar Umar.
Memperbaiki kesehatan tanah, menurut Umar, adalah dengan memberinya “obat” yaitu bahan organik. Maka, Umar mengapresiasi edukasi yang dijalankan MHL yang menjalankan peran pendampingan sekaligus mengupayakan ketersediaan pupuk organik GreenGrow sebagai langkah yang dinilai bertanggung jawab.
Baca Juga
Pentingnya pemahaman tentang kebijakan pemupukan menggunakan pupuk organik ini juga disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Pembenihan Kabupaten Muara Enim Akbar Paripurna serta Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Muara Enim Ulil Amri. Keduanya hadir menjadi pembicara pada penyuluhan dan sosialisasi yang digelar oleh PT MHL ini.
Direktur PT MHL Dadan Ramdhani mengatakan inisiatif perusahaan melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan ini merupakan bentuk kepedulian kepada seluruh pemangku kepentingan sektor pertanian dan perkebunan, terutama di Sumsel.
Hal ini berkaitan dengan kehadiran MHL yang merupakan anak usaha PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) telah berkolaborasi dengan PT Berlian Inti Mekar (PT BIM) sebagai anak usaha dari PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mendirikan fasilitas produksi pupuk organik GreenGrow yang berbahan baku limbah kelapa sawit di Sumsel.
”Selama empat tahun terakhir, PT MHL aktif melakukan riset dan praktik lapangan untuk mengembangkan solusi terbaik bagi sektor pertanian dan perkebunan, khususnya dalam mengatasi masalah unsur hara di lahan. Kami menyadari setiap daerah memiliki karakteristik dan tantangan unik dalam pengelolaan lahan sehingga untuk itu lah kami hadir,” ujarnya.
Dadan berharap manfaat yang lahir dari kegiatan ini bisa sangat luas dan berkesinambungan. Terlebih, meskipun dilakukan secara mandiri namun ternyata bisa menjadi kontribusi nyata untuk mendukung ketahanan dan kemandirian pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
”Kami melihat ini sebagai solusi yang bermanfaat dari dua sisi. Pertama, mengatasi persoalan lingkungan baik dari proses produksi GreenGrow itu sendiri maupun manfaatnya bagi kesehatan tanah. Kedua, dampaknya sekaligus menciptakan nilai tambah bagi pertanian yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Kepala Riset dan Pengembangan MHL, Sudono Slamet, mengatakan tanah yang subur akan membuka jalan terwujudnya ketahanan dan kemandirian pangan nasional, seperti ditargetkan Pemerintahan Prabowo Subianto. ”Ini tentu menjadi persoalan kita bersama. Untuk itu kami berinisiatif untuk secara mandiri memberikan kontribusi melalui hasil temuan dan inovasi MHL melalui GreenGrow,” terangnya.
Sudono menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk bekerjasama dengan banyak pihak dalam rangka edukasi penggunaan pupuk organik dalam mencapai misi besar tersebut. ”Kami berupaya untuk bisa melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan ini di banyak daerah lainnya,” tuturnya.