Bisnis.com, PADANG - Keindahan alam menjadi alasan utama wisatawan datang ke Provinsi Sumatra Barat, hal ini terungkap dari hasil penyusunan Nesparda (neraca satelit pariwisata daerah) yang disampaikan Peneliti Ekonomi Regional (LPER) Universitas Andalas.
Dari keterangan Edi Ariyanto, Tim Peneliti Unand menyampaikan bahwa dari sejumlah pertanyaan yang disebarkan ke 4.000 wisatawan nusantara dan 100 wisatawan mancanagera, poin tertinggi itu alasan kenapa datang ke Sumbar karena pemandangan alam yang begitu indah.
"Keindahan alam Sumbar menjadi pemikat bagi wisatawan untuk berkunjung, dan pola perilaku wisatawan ini kami lihat tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," kata dia, Jumat (8/11/2024).
Dia menyampaikan selain soal keindahan alam di Sumbar yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, soal kuliner dan keunikan budaya juga turut menjadi hal yang mampu memikat wisatawan, baik itu wisatawan nusantara maupun yang wisatawan mancanegara.
Namun tidak begitu banyak wisatawan yang ditemui tim peneliti itu yang menyatakan alasan datang ke Sumbar karena soal adanya event dan alasan ingin bertemu sanak saudara di Sumbar.
"Ada juga yang jawab ingin menghadiri sebuah event untuk datang ke Sumbar, tapi secara presentase sangat kecil, begitupun soal ingin bertemu sanak saudara, jug terbilang cukup kecil presentasenya," tegas Edim
Diakuinya dari Nesparda yang dilakukan itu, tidak memetakan untuk melihat kondisi masing-masing kabupaten dan kota di Sumbar. Tapi secara umum daerah yang populer didatangi wisatawan di Sumbar itu adalah Kota Padang dan Kota Bukittinggi.
Menurutnya hal itu mungkin didasari oleh infrastruktur dan fasilitas yang lengkap di dua kota tersebut. Seperti ketersediaan hotel, transportasi yang mudah diakses, serta mempunyai beberapa destinasi dan icon wisatawan yang telah lebih dulu populer.
"Misalnya di Padang, tetap populer. Tapi hanya jadi daerah persinggahan bagi turis yang ingin ke Kepulauan Mentawai, dan itu khusus turis," tegasnya.
Dengan adanya ketertarikan keindahan pemandangan alam di Sumbar, Tim Peneliti dari Unand juga mendata soal pengeluaran wisatawan saat di Sumbar. Seperti untuk wisatawan nusantara yang masih penduduk Sumbar, selama satu hari di Sumbar itu nilai pengeluaran Rp2,3 juta per orang yang digunakan makan dan minum transportasi serta akomodasi.
Kemudian wisatawan nusantara di luar Sumbar itu pengeluarannya Rp3,4 juta untuk sakali berkunjung untuk transportasi makan minum dan cinderamata. Serta untuk wisatawan mancanagera Rp10,2 juta per orang.
"Jadi 50% wisatawan yang ke Sumbar ini menyatakan memang menjadikan Sumbar tujuan utamanya. Sisanya itu melakukan perjalanan ke destinasi lainnya di Indonesia terlebih dahulu, dan barulah kemudian datang ke Sumbar," ungkapnya.
Untuk itu, melihat dari kunjungan tersebut, turut memberikan dampak ekonomi bagi Sumbar dengan posisi 14,6% atau setara 7,03% nilai tambah bruto Sumbar.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda mengatakan hasil dari Nesprada itu akan menjadi pedoman bagi Pemprov dalam mengambil kebijakan ke depannya, dengan harapan pariwisata di Sumbar terus berbenah dan lebih baik lagi.
"Kalau ada penelitian seperti ini, kami bisa tahu mana sisi yang perlu digenjot lagi dan mana yang perlu diperbaiki. Jadi tahu penyakitnya, tahu pula obat yang hendak dikasih," jelasnya.
Budi juga menjelaskan untuk kondisi jumlah pergerakan wisatawan di Sumbar yang telah mencapai 10 juta orang dengan tujuan destinasi paling dominan tersebar 6 kabupaten dan kota hingga posisi September 2024.
Menurutnya angka pergerakan wisatawan di Sumbar ini menunjukan peningkatan dari waktu ke waktu, dengan persentase 9,31% dibandingkan periode sebelumnya.
"Meskipun demikian persentase ini harus tetap ditingkatkan lagi untuk mencapai target sebanyak 13,5 juta wisatawan di tahun 2024 ini," katanya.
Dispar berharap adanya dukungan dari semua pihak baik itu instansi terkait maupun masyarakat untuk meningkatkan pariwisata, sehingga target 13,5 juta wisatawan datang ke Sumbar pada tahun 2024 ini bisa tercapai.
Budi menjelaskan dari 10 juta wisatawan itu didominasi wisatawan nusantara, dimana wisatawan Riau tercatat paling banyak berwisata ke Sumbar yakni 14,86%, lalu diikuti wisatawan dari Jambi 5,25%, Sumatra Utara 3,42%, Jawa Barat 2,51%, dan wisatawan DKI Jakarta 1,83%.
"Jadi dari Januari - September 2024 itu kami mencatat ada 6 destinasi yang paling dikunjungi wisatawan," ujarnya.
Adapun 6 destinasi paling banyak dikunjungi wisatawan itu ke Kota Padang 22,61%, ke Bukittinggi 9,39%, Agam 8,26%, Lima Puluh Kota 7,49%, Padang Pariaman 6,96%, dan ke Kabupaten Solok 6,12%.
Kemudian jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumbar sebanyak 47.419 orang. Dimana wisatawan asal Malaysia yang paling didominasi yakni 73,30%, Australia 4,17%, Perancis 1,64%, Singapura 1,63%, dan wisatawan asal Amerika Serikat 1,10%.
"Wisatawan mancanagera ini masuk ke Sumbar melalui Bandara Internasional Minangkabau dengan jumlah kedatangan sebanyak 116 penerbangan dari Januari - September 2024. Itu data dari PT Angkasa Pura di BIM," tegasnya.
Dia pun berharap momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 nanti target 13,5 juta wisatawan bisa tercapai dan bahkan bisa melebihi dari target. Apalagi dari sisi penerbangan, telah ada beberapa rute rute penerbangan langsung dari ke sejumlah daerah di Indonesia, seperti baru-baru ini Padang - Semarang.
Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan itu, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, mengambil langkah merangkul para pelaku usaha sektor pariwisata untuk bisa membantu mempromosikan destinasi wisata melalui digitalisasi.