Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi di Kampar Terkendali Lewat Strategi Ini

Pemerintah Kabupaten Kampar terus berupaya mengendalikan inflasi melalui kegiatan pasar murah di berbagai kecamatan.
Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu. Bisnis/Nurul Hidayat
Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintah Kabupaten Kampar terus berupaya mengendalikan inflasi melalui kegiatan pasar murah di berbagai kecamatan. 

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Kampar Suhermi mengatakan langkah ini menjadi bagian dari upaya menekan angka inflasi dan memastikan masyarakat tetap dapat mengakses bahan pokok dengan harga terjangkau.

"Dari data BPS Kabupaten Kampar, inflasi bulanan (Month to Month) pada minggu pertama Oktober 2024 mengalami penurunan signifikan," ungkapnya, Senin (14/10/2024).

Data itu menyebutkan inflasi bulanan tercatat sebesar -0,44%, inflasi kalender -0,79%, dan inflasi tahunan sebesar 1,46%. Komoditas seperti cabai merah dan bawang merah menjadi faktor utama fluktuasi harga yang terjadi, baik di Kabupaten Kampar maupun di seluruh Provinsi Riau.

Suhermi menilai penurunan inflasi ini menunjukkan dampak positif dari berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkab Kampar, termasuk kegiatan pasar murah. 

“Pasar murah ini menyediakan bahan pokok dan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat tidak terbebani dengan tingginya harga sembako,” ungkapnya.

Dia menambahkan Pemkab Kampar akan terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menekan angka inflasi demi kesejahteraan masyarakat. 

"Kami akan terus berupaya maksimal melakukan langkah-langkah konkret untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok di Kabupaten Kampar," ungkapnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan salah satu pemicu deflasi di Provinsi Riau hingga September 2024 adalah turunnya harga jual cabai rawit dan cabai merah di pasaran.

Kepala BI Riau Panji Achmad mengatakan Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar 0,33% (month to month/mtm) pada September 2024, melanjutkan tren deflasi yang telah berlangsung sejak Juni 2024. 

"Menurut data dari Bank Indonesia, penurunan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai merah dan cabai rawit, menjadi faktor utama yang mendorong deflasi ini," ungkapnya.

Dia menyebutkan peningkatan pasokan cabai dari sentra produksi seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Jawa turut menekan harga. Pihaknya terus bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengendalikan inflasi di Riau. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program strategis Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang bertujuan memastikan Kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) tetap berjalan dengan baik.

"Dengan program ini, kami berupaya menjaga agar inflasi tetap dalam sasaran dan stabilitas harga pangan tetap terjaga," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper