Bisnis.com, PEKANBARU-- Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru bersama Bulog dan dinas terkait akan menggelar pasar murah di 15 kecamatan dalam waktu dekat sebagai upaya menstabilkan harga pangan di pasaran.
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menegaskan program ini untuk membantu masyarakat menghadapi lonjakan harga menjelang Idulfitri.
"Pasar murah ini akan digelar sebelum Lebaran, mungkin dalam minggu ini. Harganya akan lebih rendah dari harga pasar agar bisa menekan lonjakan harga," ujarnya, Rabu (12/3/2025).
Beberapa komoditas pokok yang sering mengalami kenaikan harga, seperti beras, minyak goreng, dan kebutuhan lainnya, akan tersedia dalam pasar murah ini. Wali Kota menekankan bahwa minyak goreng menjadi salah satu fokus utama program tersebut.
"Kita tahu minyak goreng sering mengalami kenaikan harga. Jadi, kita harus benar-benar menekan harganya agar tetap stabil," ujarnya.
Menurutnya, pasar murah ini juga menjadi strategi untuk mengantisipasi lonjakan harga yang kerap terjadi di penghujung Ramadan. "Jika dari awal sudah ada pasar murah, pedagang juga akan berpikir dua kali untuk menaikkan harga," ungkapnya.
Baca Juga
Data pemkot mencatat inflasi di Kota Pekanbaru saat ini tercatat sebesar 0,40%, tergolong rendah dibandingkan periode sebelumnya. Namun, Pemkot Pekanbaru tetap waspada terhadap potensi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri.
Agung menyebutkan beberapa komoditas seperti bawang putih dan daging ayam menjadi perhatian utama karena rentan mengalami kenaikan harga.
"Angka inflasi kita berkisar 0,40%, tapi kita khawatir ada lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok, terutama bawang putih dan daging ayam," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemko Pekanbaru telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau guna memastikan stabilitas harga, terutama karena komoditas tersebut banyak didatangkan dari luar daerah.
"Kami sudah meminta bantuan Pemprov Riau agar menekan harga ayam yang biasanya melonjak menjelang akhir Ramadan. Begitu juga dengan bawang putih yang merupakan produk impor," jelas Agung.