Bisnis.com, PEKANBARU -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja Rokan berhasil kurangi emisi karbon hingga 1.268 ton CO2Eq atau setara emisi dari 845 mobil, melalui program konservasi kawasan Mangrove Bandar Bakau di Kota Dumai, Provinsi Riau.
"Program Konservasi Mangrove ini berjalan sejak 2022 dengan luasan kawasan awal yaitu 2.6 hektare yang kemudian berkembang hingga mencapai 24 hektare pada tahun 2024," ujar Manager CSR PHR Pandjie Galih Anoraga, Senin (29/7/2024).
PHR melalui Program Konservasi Mangrove, menerapkan prinsip Pentahelix melalui pelibatan lintas sektor, mulai dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup, Universitas, LSM, Perusahaan dan tentunya dengan masyarakat di sekitar wilayah Bandar Bakau.
"Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain mengurangi emisi karbon, melalui program konservasi mangrove, kehidupan flora fauna seperti misalnya Lutung Sumatera, Kucing Bakau yang bergantung hidup pada mangrove bisa terjaga ekosistemnya", tambah Pandjie.
Selain itu, melalui Konservasi Mangrove juga terjadi peningkatan dari sisi ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan munculnya aktivitas ekonomi kreatif di area sekitar mangrove seperti contohnya coffee shop yang dikelola oleh pemuda setempat yang mampu menghasilkan omset per tahun hingga ratusan juta rupiah.
Dari sisi sosial budaya, terjadi aktivitas edukasi kepada para generasi muda yang diharapkan memahami peran penting dari konservasi mangrove serta manfaat dari mangrove itu sendiri.
Baca Juga
"Kami berharap, generasi muda memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya melalui konservasi mangrove ini. Upaya ini tentu membutuhkan waktu panjang dan komitmen semua pihak. Kami senantiasa terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan BRGM selaku badan yang membidangi upaya konservasi mangrove ini," pungkasnya.
Di kesempatan terpisah, Kepala BRGM Hartono Prawiraatmadja menyampaikan, rehabilitasi mangrove yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek mangrove tertanam. Namun, juga berorientasi pada pengelolaan jangka panjang agar manfaat mangrove dapat dinikmati juga oleh generasi-generasi selanjutnya.