Bisnis.com, PALEMBANG – Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Sumatra Selatan menyebutkan sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan merupakan sektor usaha penerima penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tertinggi di wilayah tersebut.
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Rahmadi Murwanto mengungkapkan penyaluran KUR pada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dari periode Januari sampai Mei 2024 telah mencapai Rp1,98 triliun dengan jumlah debitur 31.749.
Kemudian disusul oleh sektor perdagangan besar dan eceran mencapai Rp1,08 triliun dengan debitur 13.990. “Di Sumsel paling besar masih di pertanian, lalu perdagangan besar dan eceran ini seperti UMKM dengan berbagai jenis produk makanan dan lainnya,” jelasnya, Minggu (16/6/2024).
Rahmadi menilai, pertanian sebagai sektor teratas penyaluran KUR ini berkaitan dengan gelar Sumsel sebagai lumbung pangan, dimana para petani padi membutuhkan pembiayaan di awal guna membeli kebutuhan seperti biji, pupuk, serta kebutuhan operasional lain selama masa tanam.
“Kemungkinan banyak petani kita ini punya lahan kecil dan membutuhkan permodalan untuk menjamin beli bibit dan lain sebagainya. Selanjutnya baru akan membayar setelah panen,” kata dia.
Oleh karena itu penyaluran KUR merupakan upaya pemerintah untuk menjaga produksi beras tetap berlangsung dan tidak berujung ke persoalan lain, seperti kenaikan harga beras karena stok tidak mencukupi dan juga inflasi.
Baca Juga
Dia menambahkan, dua sektor teratas dalam penyaluran KUR di Sumsel ini masih merupakan sektor primer, lalu sekundernya yakni sektor jualan.
Akan tetapi, pihaknya berharap kedepannya, penyaluran KUR dapat menyentuh sektor antara (Primer-Sekunder) yang juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Sumsel. Seperti, misalnya, pengolahan produk turunan dari sawit dan komoditas unggulan lainnya di Bumi Sriwijaya.
“Bagaimana kita bisa mencari pengolahan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri, misalnya dari pohon sawit itu apakah bagian lidinya atau batang dan sebagainya diolah. Tapi yang harus punya inisiatif kan masyarakat itu sendiri, pemerintah hanya memberi pancingan berupa permodalan dari KUR ini,” kata Rahmadi.
Adapun nilai penyaluran KUR dan jumlah debitur di masing-masing sektor lainnya meliputi sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya senilai Rp161 miliar dengan 2.231 debitur.
Industri pengolahan Rp101 miliar dengan 1.249 debitur, sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum Rp76,3 miliar dengan 603 debitur, sektor perikanan Rp41,1 miliar dengan jumlah debitur 510, serta sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi Rp37,2 miliar dan 336 debitur.
Kemudian sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial Rp24,1 miliar dengan debitur 143, sektor konstruksi Rp20,8 miliar dengan 137 debitur, sektor real estate, usaha penyewaan dan jasa perusahaan Rp20,8 miliar dengan 138 debitur.
Selanjutnya sektor pendidikan Rp3,83 miliar dengan debitur 21, dan sektor pertambangan dan penggalian Rp250 juta dengan 2 debitur.