Bisnis.com, PALEMBANG – Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Provinsi Sumatra Selatan memberikan dampak positif terhadap kebutuhan listrik masyarakat setempat pada saat terjadinya gangguan aliran listrik pada Selasa (4/6/2024) lalu.
Seperti di Dua desa yaitu Desa Segamit di Kabupaten Muara Enim dan Desa Singapure di Kabupaten Lahat, yang tetap menikmati aliran listrik dari hasil EBT dengan memanfaatkan potensi alam.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Sumsel memiliki potensi EBT 21.032 Megawatt (MW) dengan kapasitas energi yang sudah dihasilkan 989,12 MW atau sekitar 4,7%.
Dari Potensi EBT tersebut, Sumsel memiliki potensi energi minihidro dan mikrohidro sebesar 448 megawatt (MW), dan energi surya sebesar 17,23 Gigawatt (GW), yang tersebar di beberapa kabupaten diantaranya Muara Enim dan Lahat.
Sekretaris Desa Singapure Viktor mengatakan aktivitas warga di Dusun Selpah didukung oleh energi listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Panel listrik kita dari PLTMH dan PLTS tetap hidup,” kata dia, dikutip Jumat (7/6/2024).
Baca Juga
Dia menerangkan listrik yang dihasilkan oleh PLTMH yang terinstal di Dusun Selpah memiliki daya mencapai 10 kilowatt (KW) dan mampu menerangi 22 rumah warga dusun yang terletak di perbukitan.
Dengan memanfaatkan aliran sungai deras di desa tersebut, diolah menjadi energi listrik dengan teknologi PLTMH off-grid yang dibantu Kilang Pertamina Plaju melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari (DEB), bekerjasama dengan Dosen Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
“Selain PLTMH, di desa ini juga terinstalasi 1 (satu) PLTS off-grid berkapasitas 2,2 kW yang dimanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mendukung warga desa yang menjalankan usaha kopi,” jelasnya.
Diketahui, PLTS tidak hanya mengurangi emisi hingga 2.730 kg CO2 eq, tetapi juga menghemat biaya listrik hingga Rp4 juta per tahun. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam akselerasi transisi energi terbarukan yang merata dengan mengoptimalkan sumber daya energi lokal.
Sementara itu di Dusun Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu, memiliki tiga titik PLTMH off-grid dengan total kapasitas daya listrik yang dihasilkan sebesar 18 KW. Daya tersebut mampu menerangi hingga 53 rumah warga untuk aktivitas sehari-hari.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari di Palembang, mengatakan persoalan yang dihadapi selama ini adalah kurangnya aliran listrik di wilayah Desa Singapure (Lahat) dan Segamit (Muara Enim) dalam menunjang aktivitas sehari-hari serta kegiatan perekonomian masyarakat.
Dengan penyediaan akses energi terbarukan ini diharapkan dapat menghidupkan roda perekonomian dan sosial di masyarakat, serta mendukung pencapaian ESG perusahaan.
“Inilah ikhtiar yang Pertamina lakukan, untuk mendorong pemerataan energi guna menghidupkan roda perekonomian dan sosial di masyarakat,” ungkapnya.