Bisnis.com, PALEMBANG – Anggaran pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Tiga Dihaji di Provinsi Sumatra Selatan senilai Rp3,02 triliun mengalami pemblokiran atau automatic adjustment anggaran.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Sumatra Selatan (DJPb Sumsel) Rahmadi Murwanto mengungkapkan rincian blokir untuk PSN Bendungan Tiga Dihaji terdiri dari dua jenis.
Pertama blokir AA sebesar Rp1,20 triliun pada belanja modal irigasi sumber dana RM. Sedangkan sisanya yakni Rp1,82 triliun merupakan blokir yang disebabkan oleh kekurangan kelengkapan dasar hukum pengalokasian dan/atau dokumen terkait pekerjaan proyek tersebut.
“Karena ada dokumen yang belum lengkap, tentu kami sangat berhati-hati dalam menganggarkan untuk pembangunan itu,” katanya, Rabu (1/5/2024).
Selain bendungan tersebut, blokir juga dilakukan pada PSN Daerah Irigasi Lempuing yang memiliki pagu Rp0,15 triliun dengan nilai blokir Rp0,00024 triliun. Pertimbangannya serupa yakni masih menunggu kelengkapan dokumen.
Rahmadi menjelaskan, terdapat empat PSN Sumsel pada tahun 2024 yang merupakan kelanjutan dari tahun 2023.
Baca Juga
Adapun progres pembiayaan dari setiap proyek sampai dengan 31 Maret 2024 meliputi Tol Betung-Tempino telah realisasi Rp0,24 triliun dari alokasi Rp1,30 triliun. Selanjutnya Bendungan Tiga Dihaji terserap Rp0,01 triliun dari alokasi Rp3,34 triliun, Daerah Irigasi Lempuing terealisasi Rp0,05 triliun dari pagu Rp0,15 triliun.
“Dan Daerah Irigasi Lematang yang memiliki alokasi Rp0,19 triliun namun belum terdapat realisasi sesuai pekerjaan yang masih berprogres,” jelasnya.
Untuk diketahui, pembangunan PSN Bendungan Tiga Dihaji ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan bendungan pertama di Sumsel itu nantinya akan menambah pasokan air pada Daerah Irigasi (DI) Komering untuk lahan pertanian seluas 34.824 hektare.
"Dengan begitu hasil pertanian dari Sumsel akan terus terjaga sepanjang tahun karena mendapat aliran air yang cukup dan stabil dari bendungan ini," katanya.
Pekerjaan pembangunan tersebut terdiri atas 4 paket yakni paket 1 senilai Rp1,07 triliun dengan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra.
Lalu paket 2 senilai Rp1,34 triliun dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk, dan PT SAC Nusantara.
Paket 3 dengan nilai kontrak Rp629,94 miliar oleh PT Nindya Karya dan PT Taruna Putra Pertiwi. Dan paket 4 dengan nilai Rp690,71 miliar oleh PT Wijaya Karya dan PT Rudy Jaya.