Bisnis.com, BATAM - Sebanyak 339 kepala keluarga (KK) di Pulau Rempang terdampak pembangunan proyek Rempang Eco City sepakat pindah ke hunian sementara di Batam.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam Ariastuty Sirait mengatakan, progres tersebut cukup signifikan dalam pengembangan proyek Rempang Eco-City.
Bukan hanya itu, Ariastuty juga menjelaskan bahwa jumlah warga yang mulai membuka diri terhadap rencana investasi di Rempang juga terus bertambah. Saat ini, total warga yang sudah berkonsultasi dengan Tim Satgas Rempang terkait hak-hak masyarakat dalam pembangunan sebanyak 598 KK.
"Warga sudah mulai membuka diri dan sudah mulai banyak yang berkonsultasi," ujar Ariastuty, Minggu (24/3/2024).
Adapun, warga Rempang yang direlokasi ke Batam akan mendapatkan rumah permanen di Tanjung Banon, Rempang. BP Batam menargetkan sebanyak 100 rumah baru yang nantinya berlokasi di Tanjung Banon harus sudah berdiri pada September 2024 mendatang.
"Untuk saat ini, pembangunan empat rumah contoh hampir rampung. Keempat rumah tersebut sudah memasuki tahap finishing, seperti pekerjaan pemasangan keramik, pintu, jendela, dan pengecoran tapak tower tandon," ungkapnya.
Baca Juga
Ia juga menambahkan jumlah warga yang terdampak pembangunan proyek tahap awal di lahan seluas 2.370 hektare tersebut sebanyak 821 KK. Jumlah tersebut berkurang setelah dilakukannya verifikasi dan validasi berkala oleh tim verifikator.
"Anggaran pembangunan rumah baru sudah tersedia, kami berkomitmen agar 94 KK yang sudah menempati hunian sementara akan segera pindah ke rumah baru. Paling lambat September 2024 nanti," pungkasnya.