Bisnis.com, PALEMBANG – Nilai ekspor Sumatra Selatan di awal tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 28,17% secara month to month (mtm).
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Selatan (BPS Sumsel) Moh Wahyu Yulianto mengatakan nilai ekspor di wilayah itu pada Januari 2024 sebesar US$441,35 juta atau melandai dari capaian bulan Desember 2024. “Secara year on year (yoy) ekspor Sumsel juga mengalami penurunan sebesar 23,78%,” katanya, Senin (4/3/2024).
Dia menjelaskan merosotnya ekspor Sumsel disebabkan oleh ekspor migas yang menurun sebesar 1,90% atau dari US$40,32 juta menjadi US$39,56 juta. Sedangkan untuk non migas, mengalami penurunan dari US$574,14 juta menjadi US$401,79 juta.
“Untuk komoditas non migas yang mengalami penurunan yakni batubara, lignit dan juga bubur kertas (pulp),” imbuhnya.
Dilihat berdasarkan sektornya, ekspor Sumsel didominasi oleh sektor industri sebesar 49,7% dan tambang 40,41%. Dan untuk sektor dengan nilai ekspor terkecil yakni sektor pertanian yang sebesar 4,11%.
Kendati begitu, kata Wahyu, secara bulanan sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor yang naik sebesar 16,84%. Hal itu disebabkan oleh ekspor buah-buahan dan ikan hidup yang meningkat.
Baca Juga
“Menariknya, dari sektor yang ada, sektor pertanian ini menjadi sektor yang secara month to month naik karena meningkatnya ekspor buah-buahan dan ikan hasil budidaya,” jelasnya.
Akan tetapi, pihaknya tetap meminta antisipasi lantaran perkembangan nilai ekspor dari tiga komoditas unggulan di Sumsel yakni batubara, karet remah dan pulp secara bulanan dan tahunan kompak mengalami penurunan pada bulan Januari 2024.
“Tentu ini harus diantisipasi, karena kinerja ekspor di Sumsel akan mempengaruhi kinerja perekonomian,” pungkasnya.