Bisnis.com, AGAM - Satu pekan erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, masih berlangsung, membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan himbauan terkait potensi terjadi banjir bandang.
Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi mengatakan hingga satu pekan ini erupsi Gunung Marapi masing berlangsung. Bahkan hingga pukul 08:50 WIB Senin (11/12) pagi tadi, tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 400 meter di atas puncak.
"Letusan pagi tadi itu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 50 detik," katanya di dalam data PVMBG.
Menurutnya dengan adanya aktivitas erupsi Gunung Marapi ini, dan seiring sedang seringnya turun hujan, maka hal yang perlu diwaspadai yakni bencana banjir bandang.
Dia menjelaskan banjir bandang yang perlu diwaspadai itu, bagi masyarakat bermukim di daerah aliran sungai yang berhulu dari Gunungapi Marapi.
"Kepada masyarakat yang bermukim di aliran sungai di tingkatkan kewaspadaan terhadap air bah dan banjir bandang terutama sungai yang berhulu dari Gunungapi Marapi," ujarnya.
Sebelumnya, pada Selasa (5/12) malam pekan lalu, banjir bandang melanda daerah Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Aliran sungai di daerah itu, mengalir atau berhulu dari Gunungapi Marapi.
Dari keterangan salah seorang warga di Pariangan, Suryani mengatakan banjir bandang yang melanda desanya itu baru pertama kali semanjak dia bersama keluarganya tinggal dan menetapkan di Pariangan.
"Bencana banjir bandang ini, merupakan kali pertama terjadi di sini. Seumur-umur saya hidup di desa Pariangan, baru kali ini tempat ini dilanda banjir bandang," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Dia menyebutkan akibat banjir bandang itu membuat satu unit jembatan penghubung jorong/dusun putus total, serta bangunan tempat pemandian air panas di Masjid Ishlah atau dikenal sebagai Masjid Tuo Minangkabau, Pariangan, rusak.
"Dinding di tempat pemandian air panas itu ada yang roboh dan ada juga yang retak dindingnya. Lalu juga ada kondisi di dalam tempat wudhu dipenuhi material pasir berwarna abu-abu yang terbawa banjir. Cukup tebal pasirnya itu," ujar dia.
Suryani menduga terjadinya banjir bandang itu, memiliki kaitan dengan kondisi erupsi Gunung Marapi. Karena air sungai yang mengalir hingga ke Desa Pariangan itu, hulunya berasal dari Gunung Marapi.
"Hulu sungai di Gunung Marapi," tegasnya.
Dia menceritakan banjir bandang terjadi, tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari sungai, dan kondisi di malam itu tengah berlangsung hujan, namun tidak dalam kondisi yang lebat.
Bahkan awalnya warga menduga, banjir bandang tersebut merupakan banjir lahar dingin, mengingat airnya bersumber dari Gunung Marapi. Tapi setelah dilihat alat penerang malam, akhirnya warga memastikan bahwa bencana itu bukan lahar dingin, melainkan banjir bandang.
"Daerah ini kan dataran tinggi, jadi yang namanya banjir itu tidak pernah terjadi. Nah sekarang tiba-tiba terjadi banjir bandang, tentu heran dan terkejut masyarakat di Pariangan ini," sebutnya.