Bisnis.com, BATAM - Batam tengah menjadi tujuan investasi sektor energi baru dan terbarukan (EBT) dari perusahaan asing. Sepanjang 2023, total investasi yang telah diserap mencapai Rp200 triliun.
Melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepulauan Riau (Kepri), perusahaan asing seperti Uwin Resource Regeneration, Atelier Solar Indonesia, serta Tynergy Technology Group menanamkan investasi di Batam.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan EBT asing juga telah mengucurkan investasinya di Batam, yakni PT Jaya Electrical Energy, Wiraraja Yunan International, serta Marubeni Global Indonesia yang berstatus sebagai Program Strategis Nasional (PSN).
Seluruh Penanaman Modal Asing (PMA) yang dibawa Kadin Kepri tersebut beroperasi di Kawasan Industri (KI) Wiraraja, Batam.
"Kadin Kepri telah mampu menarik keterlibatan investasi asing dari 5 negara, yakni Amerika, Jepang, China, Singapura dan juga Taiwan. Secara keseluruhan total investasi sejak awal sampai yang baru masuk ini sudah mencapai Rp200 triliun lebih," kata Ketua Kadin Kepri, Achmad Makruf Maulana di Batam, Jumat (24/11/2023).
Makruf mengungkapkan industri ramah lingkungan seperti EBT ini bakal menjadi primadona di Batam. Lokasi kota industri ini yang strategis di Selat Malaka membuat investor asing tidak bisa mengabaikan Batam begitu saja.
Baca Juga
"Perusahaan yang baru masuk ini yakni Uwin, Atelier dan Tynergy yang kerap melakukan ekspansi di Wiraraja. Selain itu sebelumnya, ada konsorsium Marubeni yang menjalin kerja sama dengan Tuas Power dari Singapura," ungkap Makruf yang juga merupakan Direktur Utama KI Wiraraja.
Dia menjelaskan investasi yang telah masuk itu berprogres pembangunannya di lapangan.
Menurut Makruf, upaya jemput bola langsung ke luar negeri perlu dilakukan untuk menggandeng investasi asing. Dengan upaya tersebut, maka investor asing akan yakin dengan komitmen dunia bisnis di Batam.
"Ini merupakan momen yang tepat, di saat capaian investasi di Kepri masih belum menanjak, kami terus berusaha datangkan investasi langsung jemput bola ke negara asal dan ada hasilnya," ucapnya.
Secara keseluruhan total investasi dari 4 perusahaan ini mencapai US$ 272,5 juta. Sementara itu total tenaga kerja yang akan terserap mencapai 2.960 orang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid masih optimistis bahwa investasi pada tahun depan akan tumbuh positif jika tetap menjaga iklim investasi yang kondusif.
Posisi Kepri yang sangat strategis merupakan keuntungan yang tidak dimiliki daerah manapun di Indonesia.
"Promosi investasi ke dalam dan ke luar negeri harus gencar dilakukan. Supaya investor tahu bahwa Batam sekarang sudah berubah dan semakin baik dari waktu ke waktu," jelasnya.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi pada Triwulan III/2023, kontribusi Batam terhadap realisasi investasi Kepri mencapai USD 160,16 juta atau setara dengan Rp 2,37 triliun. Sebagian besar dari angka tersebut merupakan peningkatan nilai investasi Asing di Batam sepanjang Semester I (Januari-Juni) 2023 lalu.
Di sisi lain, realisasi jumlah proyek PMA pada Semester I 2023 pun naik drastis dengan capaian sebesar 142,39% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 lalu.(K65)