Bisnis.com, SIAK -- Desa Dayun di Kabupaten Siak, Riau, telah ditunjuk sebagai proyek percontohan atau pilot project pengembangan Desa Kreatif, dalam rangka kerja sama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Direktur Pembinaan Program Migas dari Kementerian ESDM Mustafid Gunawan mengatakan program kerja sama pihaknya dengan Kemenparekraf yang telah dijalankan sejak 15 Desember 2022 lalu tersebut, bertujuan untuk mendukung kelangsungan manfaat ganda atau multiplier effect industri hulu migas bagi masyarakat.
"Tentu kami mendukung implementasi kerjasama antara Kementerian ESDM dan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) terkait pengembangan ekonomi kreatif melalui Desa Kreatif di sektor migas," ungkapnya, Rabu (8/11/2023).
Dia mengapresiasi Kemenparekraf atas upaya integrasi dan sinergi Program Pengembangan Masyarakat (PPM) dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Bumi Siak Pusako (BSP) dengan program Desa Kreatif Kemenparekraf di Desa Dayun. Dia berharap agar upaya ini dapat meningkatkan kompetensi SDM lokal dan mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Dayun, Siak.
Kepala Tim Pokja Pengembangan Masyarakat SKK Migas Roy Widiartha mengatakan keterkaitan antara industri hulu migas dengan masyarakat sekitar, memiliki peran penting dalam pengembangan program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Dia mengakui hingga saat ini, kerja sama yang terjalin antara pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten dalam implementasi PPM oleh PT. BSP di Desa Dayun telah menunjukkan sinergi yang baik.
Baca Juga
Lewat penunjukan sebagai desa percontohan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengakui dan memberikan apresiasi atas program PPM yang telah dijalankan di Desa Dayun.
"Keterlibatan Kemenparekraf dalam penunjukan pilot project Desa Kreatif di Desa Dayun, serta melakukan peningkatan kapasitas wawasan mengenai konteks branding desa, telah memberikan bekal bagi semua pihak untuk meningkatkan potensi yang ada di Dayun. Dalam hal ini, kehadiran local hero dan kepemimpinan Penghulu Dayun telah menjadi pendorong yang efektif dalam pelaksanaan program PPM oleh BSP," ungkapnya.
Menurutnya setelah dilakukan identifikasi secara cermat, akhirnya Desa Dayun terpilih sebagai lokasi utama pilot project Desa Kreatif sinergi Kementerian ESDM dan Kemenparekraf.
Dia menambahkan hingga kini BSP telah menjalankan PPM dengan optimal, dan dari sisi operasional perusahaan daerah itu dinilai pihaknya telah kuat dalam pengelolaan sumber daya migas secara profesional.
Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu mengatakan pihaknya tertarik dengan identitas merek "Kampung Semangka Desa Dayun", dan ini yang menjadi salah satu alasan dipilihnya desa itu sebagai percontohan Desa Kreatif, dalam program sinergi Kemenparekraf dengan Kemen ESDM terkait pengembangan ekonomi kreatif di sektor migas.
"Program Desa Kreatif di Dayun ini telah mendapatkan dukungan dari Bupati setempat melalui penerbitan SK yang menetapkan Desa Dayun sebagai Desa Kreatif di Siak. Melalui pemetaan potensi Kemenparekraf pada Juli 2023 lalu, kami mengidentifikasi potensi ekraf yang sudah terbentuk, termasuk pengembangan seni pertunjukan, kerajinan anyaman, serta produksi olahan dan turunan semangka," ungkapnya.
Dia menyebut dengan dukungan dari Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), pihaknya bertekad untuk memperkuat branding Desa Kreatif Dayun, lalu menjadikannya destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Diantaranya dengan fokus pada penguatan nilai tambah produk lokal, sehingga produk-produk dari Desa Dayun dapat menarik minat pasar nasional dan internasional, termasuk produk unggulan seperti sajadah travel yang sudah dipasarkan dari Desa Dayun, yang cocok untuk kegiatan wisata halal dan wisatawan muslim.
"Dengan demikian, kami yakin Desa Dayun akan menjadi destinasi wisata yang sangat diminati oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri," ujarnya.
Kabid Pengembangan Sumber Daya Parekraf Dinas Pariwisata Siak Said Muzani mengatakan dengan dijadikannya Desa Dayun sebagai percontohan desa kreatif, menunjukkan komitmen yang kuat dalam memajukan potensi budaya dan ekonomi lokal.
"Sebagai bagian dari Siak yang memiliki sejarah panjang sejak zaman Kerajaan Siak, Dayun telah menyimpan ragam warisan budaya yang kaya sejak dulu. Salah satu contohnya adalah tarian Olang-Olang, yang telah diwariskan sejak zaman dahulu dan menjadi bagian penting dari sejarah Siak. Bahkan, pada tahun 1907, masyarakat Dayun berkesempatan tampil di Belanda dalam acara yang melibatkan Ratu Wilhelmina," ujarnya.
Dia menyebut langkah pemkab untuk menerbitkan Surat Keputusan dari Bupati sebagai Desa Kreatif dan dijadikan syarat untuk pembinaan Desa Kreatif di Kemenparekraf, menjadi bukti nyata dari keseriusan dan komitmen pemkab dalam mengembangkan desa ini.
Dukungan dan koordinasi dari berbagai pihak, termasuk penghulu dan Pokdarwis, telah menjadi dorongan yang kuat dalam mendorong perkembangan Dayun sebagai Desa Kreatif. Dengan upaya bersama ini, Dayun di Siak siap melangkah maju dalam memperkuat posisinya sebagai pusat budaya dan pariwisata yang menarik perhatian di Tanah Air.
Kepala Desa Dayun Nasya Nugrik menyebut sejak memimpin pada 2013 lalu daerah itu masih masuk dalam kategori desa tertinggal pada tahun 2013, lalu pada 2018 sudah berubah kearah lebih baik dengan naik status menjadi Desa Mandiri.
"Hingga kini Dayun telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam mengembangkan berbagai inovasi, karena didukung kolaborasi yang erat antara pemerintah setempat, Kementerian terkait, serta SKK Migas dan tentunya dari BSP, Dayun telah berhasil mengembangkan potensi lokalnya dengan mengambil langkah kreatif yang inovatif," ujarnya.
Misalnya untuk mengantisipasi risiko kebakaran hutan dan lahan, Dayun berhasil mengubah lahan terlantar menjadi ladang subur untuk tanaman semangka. Selain itu, dengan pendekatan kreatif, mereka juga berhasil menciptakan produk-produk turunan dari buah semangka, seperti brownies, sirup, manisan, serta motif batik yang terinspirasi dari daun semangka.
Di samping itu, desa ini juga sukses mengelola embung menjadi tempat wisata yang menarik, serta menghasilkan lapangan pekerjaan baru, seperti penjahit profesional dan penganyam daun pandan.
Dengan berbagai langkah inovatif yang terus dilakukan, Dayun telah membuktikan bahwa tantangan dapat diubah menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.