Bisnis.com, PADANG - Kondisi produktivitas petani padi di Provinsi Sumatra Barat pada tahun 2023 ini diperkirakan bakal melebihi dari target yang telah ditetapkan.
Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Febrina Tri Susila Putri mengatakan melihat pada kondisi secara umum petani padi yang masih menggembirakan kendati dilanda fenomena El Nino, maka hingga penutupan tahun 2023 ini diperkirakan produksi padi di Sumbar bakal meningkat dibandingkan tahun 2022.
"Kami telah menargetkan produksi padi Sumbar tahun 2023 adalah 1,4 juta ton gabah kering giling (GKG). Posisi hingga September data dari BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat produksi padi kita telah mencapai 1,1 juta lebih," katanya, Minggu (5/11/2023).
Dia menyampaikan diperkirakan Oktober - Desember 2023 mendatang produksi padi di Sumbar lebih dari 400 ribu ton GKG, artinya produksi padi 2023 sekitar 1,5 juta ton.
"Melebihi target yakni sebesar 100 ribu ton lebih, ini tentu merupakan sebuah kabar yang menggembirakan. Padahal 1,4 juta ton per tahun itu kami menghitung sudah surplus dari kebutuhan di dalam daerah," ujarnya.
Rina menyatakan Pemprov Sumbar dari awal berharap bahwa produksi padi di Sumbar meningkat sekitar 2% hingga 3% di tahun 2023."Beranjak dari kondisi ini, kami optimis produksi padi di Sumbar bakal melebihi target," tegasnya.
Baca Juga
Sementara itu, data BPS Sumbar yang dirilis pada 1 November 2023, menyampaikan berdasarkan hasil survei kerangka sampel area (KSA), puncak panen padi pada 2023 berbeda dengan tahun sebelumnya.
Puncak panen padi 2023 yaitu terjadi pada Maret, dengan luas panen mencapai 30.369 hektare sedangkan puncak panen padi 2022 terjadi pada Oktober dengan luas panen sebesar 29.099 hektare.
Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto dalam data BPS menjelaskan bahwa realisasi panen padi sepanjang Januari - September 2023 sebesar 223.611 hektare, atau mengalami peningkatan sekitar 21.294 hektare (10,53%) dibandingkan Januari−September 2022 yang mencapai 202.317 hektare. Potensi luas panen padi pada Oktober - Desember 2023 diperkirakan sekitar 72.882 hektare.
Dengan demikian, total luas panen padi pada 2023 diperkirakan sebesar 296.492 hektare, atau mengalami peningkatan sekitar 24.609 hektare (9,05%) dibandingkan luas panen padi pada 2022 yang sebesar 271.883 hektare.
"Jadi jika luas panen padi bertambah, maka produktivitas pun akan bertambah," jelasnya.
Selanjutnya melihat pada produksi padi di Sumbar sepanjang Januari - September 2023 diperkirakan sebesar 1.103.841 ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 86.335 ton GKG (8,49%) dibandingkan Januari - September 2022 yang sebesar 1.017.505 ton GKG.
"Kalau dilihat pada amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2023, potensi produksi padi sepanjang Oktober - Desember 2023 adalah sebesar 353.661 ton GKG," katanya.
Dengan demikian, total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 1.457.502 ton GKG, atau mengalami peningkatan sebanyak 83.970 ton GKG (6,11%) dibandingkan 2022 yang sebesar 1.373.532 ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi di Maret sedangkan pada 2022 terjadi di Oktober. Sementara produksi padi terendah pada 2023 terjadi di Agustus. Produksi padi pada Maret 2023 yaitu sebesar 151.617 ton GKG, sedangkan produksi padi pada Agustus 2023 sebesar 60.441 ton GKG.
Selain itu, ada tiga kabupaten dan kota di Sumbar dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Solok.Lalu untuk tiga kabupaten dan kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Bukittinggi, dan Kota Padang Panjang.
"Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Agam," jelas Sugeng.
Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten dan kota yang mengalami penurunan produksi padi cukup besar, misalnya Kabupaten Dharmasraya, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok.
Untuk itu, apabila produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari - September 2023 diperkirakan setara dengan 639.149 ton beras, atau mengalami peningkatan sebesar 49.990 ton (8,49%) dibandingkan Januari - September 2022 yang sebesar 589.159 ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober - Desember 2023 adalah sebesar 204.778 ton.
Dikatakannya sehingga total produksi beras pada 2023 diperkirakan sekitar 843.927 ton, atau mengalami peningkatan sebesar 48.620 ton (6,11%) dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 795.306 ton.
Sugeng merinci produksi beras tertinggi pada 2023 terjadi di Maret, yaitu sebesar 87.790 ton. Sementara itu, produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada Agustus, yaitu sebesar 34.997 ton.
Menurutnya kondisi yang agak berbeda dibandingkan tahun 2023 dengan tahun 2022, yakni dengan produksi beras tertinggi sama-sama terjadi di Maret sedangkan produksi beras terendah terjadi pada September.