Bisnis.com, PADANG - Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang Sugeng Nugroho mengatakan kabut asap yang mulai menyelimuti wilayah Sumatra Barat dampak dari terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi.
Dia menyebutkan akibat karhutla di provinsi tetangga itu, terdapat dua kabupaten di Sumbar dengan kualitas udara terjadi kenaikan konsentrasi parameter PM10, PM2,5 da CO yakni di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung.
"Dua daerah itu berdekatan dengan Jambi, makanya kualitas udaranya bisa dikatakan turun di Sumbar di dua daerah itu," katanya di Padang, Selasa (5/9/2023).
Dia menjelaskan dari pantauan parameter kualitas udara pada tanggal 1 - 4 September 2023 menunjukkan kenaikan konsentrasi parameter PM10, PM2.5 dan CO, dimana konsentrasi O3 dan CO2 cenderung tetap.
Menurutnya secara umum kualitas udara berada pada kondisi baik, tetapi untuk konsentrasi parameter PM2.5 berada pada kategori sedang.
Berdasarkan prakiraan konsentrasi aerosol PM10 untuk 3 hari ke depan yakni mulai 6 September – 8 September 2023 di Sumbar, Sugeng menjelaskan, konsentrasi PM10 diprediksi berada pada kategori baik untuk sebagian besar wilayah Sumbar.
Baca Juga
Selain itu juga terdapat beberapa wilayah dengan prakiraan nilai konsentrasi maksimum di atas ambang, batas kategori baik, seperti wilayah Padang Pariaman, Sawahlunto, Solok, Solok Selatan, Dharmasraya, Sijunjung, dan Mentawai.
"Pada malam ini di Kota Padang hujan, artinya kualitas udara di Padang akan baik dari kondisi sedang," sebutnya.
Melihat kondisi kualitas udara ini, Sugeng mengimbau kepada masyarakat yang rentan yakni lansia atau yang memiliki penyakit pada gangguan pernafasan, diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah."Jika bisa gunakan masker. Karena kondisi kualitas udara ini bisa berubah-ubah," sebutnya.