Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Hotspot di Sumatra dan Riau Turun, Pemerintah dan Masyarakat Tetap Diminta Waspada

Hari ini tercatat sebanyak 609 titik panas di wilayah Sumatera, mengalami penurunan dibandingkan dengan angka sebelumnya yang mencapai 717 titik panas.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru merilis data terbaru terkait jumlah hotspot atau titik panas di wilayah Sumatera. 

Dari angka yang dirilis, menunjukkan adanya penurunan hotspot dibandingkan hari sebelumnya. Meski demikian, pesan peringatan tetap diberikan terkait potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Forecaster BMKG Pekanbaru, Yasir Prayuna menjelaskan hari ini tercatat sebanyak 609 titik panas di wilayah Sumatera, mengalami penurunan dibandingkan dengan angka sebelumnya yang mencapai 717 titik panas. Dia mengatakan meskipun terjadi penurunan, jumlah ini masih termasuk tinggi dan memerlukan perhatian serius.

"Dari data ini, Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak, mencapai 343 titik panas atau hotspot," ujarnya Senin (4/9/2023).

Selain Sumatera Selatan, beberapa provinsi lainnya juga perlu tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan karena masih terdapat hotspot. Misalnya, Lampung terpantau memiliki 81 titik panas, Jambi 69 titik, Bangka Belitung 67 titik, Sumatera Barat 19 titik, Bengkulu 17 titik, Kepulauan Riau 3 titik, dan Riau 10 titik.

Di Provinsi Riau, terdapat 10 titik panas yang tersebar di beberapa wilayah, termasuk 2 titik di Kabupaten Kampar, serta masing-masing 4 titik panas di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.

Untuk itu, pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat diminta tetap waspada dan meningkatkan upaya-upaya pencegahan serta penanggulangan Karhutla. Meskipun terjadi penurunan jumlah hotspot, risiko kebakaran hutan dan lahan masih memerlukan perhatian dan tindakan serius pihak terkait untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper