Bisnis.com, PEKANBARU — Badan Pusat Statistik Provinsi Riau menyatakan perekonomian daerah itu berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2023, mencapai Rp244,74 triliun dan atas dasar harga konstan 2010, mencapai Rp135,99 triliun.
Kepala BPS Riau Asep Riyadi menyebut ekonomi Riau triwulan II-2023 terhadap triwulan II-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,88 persen (y-on-y).
"Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,19 persen; Jasa Lainnya sebesar 10,87 persen; dan Jasa Perusahaan sebesar 10,63 persen. Sementara itu, Industri Pengolahan; dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6,45 persen dan 3,12 persen," ungkapnya Senin (7/8/2023).
Sementara itu dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,72 persen.
Kemudian ekonomi Riau triwulan II-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,26 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 26,24 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 30,73 persen.
Menurutnya ekonomi Riau triwulan II-2023 jika dihitung tanpa migas tumbuh 5,48 persen (y-on-y), meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,07 persen.
Baca Juga
Secara spasial, pada triwulan II-2023 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,81 persen terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.
"Secara agregat, pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatra triwulan II-2023 tumbuh sebesar 4,90 persen (y-on-y). Perekonomian seluruh provinsi di Sumatra mengalami pertumbuhan. Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 5,24 persen, sedangkan Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan ekonomi terendah sebesar 4,00 persen," ujarnya.
Adapun jika ditinjau berdasarkan kontribusi PDRB dari tiap provinsi di wilayah regional Sumatra, Sumatra Utara dan Riau memiliki kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 23,31 persen dan 21,91 persen. Sedangkan Provinsi Bengkulu merupakan provinsi dengan kontribusi terendah terhadap perekonomian Sumatra yaitu sebesar 2,18 persen.