Bisnis.com, PEKANBARU -- Untuk penguatan seluruh sektor industri kelapa sawit di Tanah Air mulai dari sisi hulu sampai hilirnya, Sawit Indonesia Expo akan menampilkan beragam inovasi pengelolaan komoditas unggulan Indonesia itu.
Ketua Panitia Pelaksana Sawit Indonesia Expo 2023 Qayuum Amri mengatakan berbagai sektor industri sawit seperti alat berat, benih sawit, pupuk, agrokimia, sarana prasarana kebun, teknologi pabrik sawit, telekomunikasi, lembaga pendidikan, jasa konsultasi, dan UMKM Sawit sudah menyatakan kesiapan untuk ikut serta.
“Walaupun baru pertama kali diadakan, jumlah stand pameran yang terisi mencapai 110 booth. Ini menandakan Riau memiliki magnet luar biasa bagi kegiatan pameran dan bisnis berskala nasional,” ujarnya, Kamis (27/7/2023).
Dia mengakui Riau telah menjadi pusat pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Bumi Lancang Kuning diketahui memiliki perkebunan sawit terbesar di Indonesia mencapai 3,38 juta ha.
Dengan jumlah produksi CPO sebanyak 8,86 juta ton pada 2020. Selain itu, banyak pabrik hilir sawit yang memilih Riau sebagai pusat pengolahan minyak sawit untuk menjadi produk pangan, biofuel, dan oleokimia.
“Sektor hulu dan hilir sawit di Riau telah terbangun baik di bawah kepemimpinan Syamsuar, Gubernur Riau. Karena itulah, kehadiran Sawit Indonesia Expo 2023 semakin memperkokoh industri sawit di Bumi Lancang Kuning ini,” ungkapnya.
Kegiatan Sawit Indonesia Expo 2023 ini menurutnya dilakukan dalam rangka menyambut HUT ke-78 RI, Hari Koperasi serta UKM Nasional serta HUT ke-66 Riau. Jadi, event ini sangat penting dan strategis untuk diikuti berbagai pihak.
“Melalui Sawit Indonesia Expo 2023, kami berusaha membantu pelaku usaha sawit baik hulu dan hilir yang ingin meng-update perkembangan teknologi kelapa sawit. Selain itu, perusahaan dan petani lebih mudah mencari barang-barang dan sarana prasarana yang dibutuhkannya,” ujarnya.
Pameran ini akan bersifat B to B yang membidik pelaku industri untuk berhubungan secara langsung dengan supporting industri sawit selama dua hari pameran. Kegiatan ini ditargetkan akan dikunjungi kurang lebih 2.500 peserta. Selain dari Riau, pengunjung pameran berasal dari provinsi sentra sawit lain seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.