Bisnis.com, BATAM - Satu per satu perusahaan dari Amerika mulai mencoba menapaki jejak investasi di Batam. Terakhir, Powin LCC mengunjungi Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Rabu (19/7/2023).
"Kami berencana untuk memperluas pasar ke Asia Tenggara dan kami percaya Indonesia, terutama Batam yang memiliki lokasi strategis. Batam juga merupakan kawasan perdagangan bebas dan memiliki banyak kawasan industri serta fasilitas yang mumpuni," kata Head of International Business Development Powin LCC, Miguel Angel Escribano usai pertemuan dengan BP Batam.
Powin sendiri merupakan perusahaan industri semikonduktor yang ramah lingkungan, yang berbasis di Amerika dan Asia. Perusahaan ini juga berfokus pada pengembangan teknologi energi masa depan, seperti energi surya dan sistem menajemen baterai tercanggih.
Di tempat yang sama, Kabiro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan Powin datang ke Batam atas rekomendasi dari rekanannya, Vena Energy.
"Mereka berencana untuk membuat manufaktur yang akan dikirim ke luar negeri dan diperkirakan dapat memproduksi sekitar 11 ribu unit setiap tahunnya. Mereka sangat berharap dapat berinvestasi di Indonesia, terutama Batam yang memiliki lokasi strategis," ujar Tuty.
Rencananya perusahaan ini beroperasi paling lambat tahun 2025 mendatang. Dalam 6 hingga 9 bulan ke depannya, Powin akan terlebih dahulu mengumpulkan data dan informasi investasi di Batam, sebelum mendaftarkan investasinya.
"Kita berharap, semoga ke depannya investasi ini benar-benar bisa terealisasikan. Demi peningkatan realisasi penanaman modal asing di Batam," paparnya.
Tuty juga menjelaskan pihaknya juga telah mendapat arahan dari Kementerian Perekonomian untuk mendorong pertumbuhan industri semikonduktor di Batam, dengan menggandeng perusahaan-perusahaan dari Amerika untuk berinvestasi di Batam.
Dunia investasi di Batam memang tengah bergairah. Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadia mengatakan saat kunjungan ke China baru-baru ini, ia mengunjungi fasilitas produksi dari Xinyi Group.
Kunjungan tersebut juga merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi di Pulau Rempang, yang saat ini tengah dikembangkan PT Mega Elok Graha (MEG) dan BP Batam.
Bahlil mengatakan kunjungannya tersebut juga mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus mendorong hilirisasi dalam berbagai sektor industri.
"Selama ini kan kita telah melakukan hilirisasi nikel. Kita mempunyai komoditas pasir kuarsa, silika yang selama ini kita ekspor raw material. Dengan kita membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel, ini merupakan bagian daripada hilirisasi di sektor pasir kuarsa," jelas Bahlil melalui siaran pers resmi.(K65)