Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Catat Inflasi Sumsel 2,86 Persen, Lebih Rendah dari Nasional

Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat mengalami inflasi sebesar 2,86 persen secara year on year (yoy) pada periode bulan Juni 2023.
Etalase produk rokok dari berbagai macam merek yang dijual di minimarket. JIBI/Bisnis/Abdurachman.
Etalase produk rokok dari berbagai macam merek yang dijual di minimarket. JIBI/Bisnis/Abdurachman.

Bisnis.com, PALEMBANG — Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat mengalami inflasi sebesar 2,86 persen secara year on year (yoy) pada periode bulan Juni 2023.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel melaporkan, secara yoy angka inflasi Sumsel memang lebih rendah di bawah nasional yang mengalami inflasi sebesar 3,52 persen.

Namun jika dilihat secara month to month (mtm), agregasi dari dua kota IHK yaitu Palembang dan Lubuklinggau menghasilkan inflasi Sumsel yang cenderung lebih tinggi dari nasional.

“Inflasi Sumsel secara mtm adalah sebesar 0,39 persen, sementara inflasi nasional adalah 0,14 persen,” terang Statistisi Ahli Madya Statistik Distribusi Sumsel Intan Yudistira, Senin (3/6/2203).

Intan menjelaskan, untuk kelompok pengeluaran yang menyumbang andil inflasi terbesar pada bulan Juni adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi mencapai 0,37 persen dan perubahan harga 1,19 persen.

Sementara kelompok yang mengalami deflasi yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan andil deflasi -0,03 persen dengan perubahan harga -0,50 persen.

Selanjutnya, imbuh Intan, berdasarkan tren secara yoy, kelompok yang menyumbang inflasi terbesar adalah kelompok transportasi dengan perubahan harga 11,68 persen dan andil mencapai 1,23 persen.

“Untuk kelompok kedua yaitu makanan,minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 1,76 persen dan andil sebesar 0,55 persen,” jelasnya.

Dia juga membeberkan beberapa peristiwa penting yang memiliki peran, dalam kondisi inflasi bulan Juni di wilayah Sumsel.

Adapun peristiwa tersebut diantaranya momen IdulAdha yang menyebabkan peningkatan permintaan bahan pokok.

Selain itu juga kenaikan harga bahan pakan ternak, berupa jagung dan bekantul, yang berimbas pada kenaikan harga ayam ras dan telur ayam ras.

“Dan tentunya ada momen libur sekolah yang mendorong tarif angkutan udara mengalami kenaikan sebagai dampak tingginya permintaan,” tutup Intan. (K64)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper