Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik Sumatra Utara (BPS Sumut) menyebut angka inflasi Provinsi Sumut pada Desember 2022 tercatat 1,50 persen month to month (mtm).
"Inflasi ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang terjadi di nasional, yang tercatat sebesar 0,66 persen," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, Senin (2/1/2023).
Pada Desember 2022, Nurul merincikan beberapa komoditas utama yang memberikan andil dalam kenaikan inflasi bulanan (mtm) antara lain tomat sebesar 0,17 persen, cabai merah sebesar 0,12 persen, ikan dencis sebesar 0,11 persen, serta daging ayam dan telur ayam ras sebesar 0,09 persen.
Sedangkan, lanjut Nurul, inflasi year on year (yoy) dan year to date (ytd) sampai dengan Desember 2022, tercatat ada di angka yang sama yakni 6,12 persen. Angka tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahun ke tahun nasional, yang tercatat sebesar 5,51 persen.
Tingginya tingkat inflasi ini disebabkan oleh andil dari komoditas bensin sebesar 1,43 persen, angkutan udara sebesar 0,32 persen, beras sebesar 0,30 persen, rokok kretek filter sebesar 0,25 persen, dan angkutan dalam kota sebesar 0,24 persen.
"Tentunya ini menjadi dampak dari kenaikan BBM yang terjadi di tahun 2022 ini," sambung Nurul.
Berdasarkan data dari 5 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut yang memberikan informasi cakupan inflasi, yang tertinggi menyumbang nilai inflasi adalah kota Sibolga, yang secara tahunan inflasinya tercatat sebesar 6,43 persen. Sedangkan kota dengan angka inflasi terendah adalah Kota Gunung Sitoli yang tercatat sebesar 5,74 persen. Kemudian inflasi di Kota Padangsidempuan tercatat 6,40 persen, kota Pematangsiantar 6,16 persen, dan Kota Medan 6,10 persen.
Dari data angka inflasi dalam 5 tahun terakhir di Sumut, tahun 2022 menjadi tahun dengan tingkat inflasi tertinggi yang mencapai hingga 6,12 persen. Jika ditarik datanya, pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada yang bahkan menyentuh angka 3 persen.
Tingkat inflasi Sumut tahun ke tahun (yoy) pada 2018 tercatat 1,23 persen, lalu tahun 2019 sebesar 2,33 persen, tahun 2020 tercatat 1,96, dan pada 2021 tercatat sebesar 1,71 persen.
