Bisnis.com, PALEMBANG -- Pelaku UMKM kopi di Sumatra Selatan mulai bangkit setelah melandainya pandemi Covid-19. Kedai kopi kembali dipenuhi pengunjung, bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan, coffee shop pun kembali mengisi setiap sudut kota.
Raymond Ali, pemilik Luthier Coffee, mengatakan bisnis kedai kopi di Sumatra Selatan, terutama Kota Palembang, masih menjanjikan.
"Meskipun kini sudah bertebaran, namun peluang dari kopi ini masih tinggi, karena pelaku usaha bisa saling mengisi," katanya di sela acara Pesta Kopi Mandiri 2022, Jumat (2/12/2022).
Dia mengatakan pelaku usaha coffee shop harus bisa memiliki daya saing tinggi untuk mengambil kue bisnis itu. Caranya, dengan memerhatikan tren yang berlaku saat ini, juga harus memiliki inovasi dalam produk.
Raymond mengemukakan pihaknya pun menerapkan cara itu untuk bertahan di tengah menjamurnya kedai kopi di Palembang.
"Misalnya, kami saat ini memproduksi minuman kopi dengan kemasan kaleng agar pembeli lebih mudah membawanya," kata dia.
Namun yang terpenting, Raymond melanjutkan, kualitas merupakan faktor utama dalam keberlangsungan usaha kopi.
Beruntungnya, kata Raymond, Sumsel merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Tanah Air. Sehingga, pelaku usaha kedai kopi mudah mendapatkan pasokan bahan baku.
Bisnis coffee shop pun merupakan mata rantai dari komoditas kopi, di mana ketika usaha tersebut tumbuh maka akan berdampak positif terhadap sisi hulu, yakni petani kopi.
"Jika konsumsi kopi di Sumsel ini terus meningkat, petani pun mendapat berkahnya," katanya.
Sementara itu, Asisten III Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Sumsel, Darma Budhy, mengatakan Pemprov Sumsel mendukung pengembangan komoditas kopi baik di sisi hulu maupun hilir.
"Kami perbaiki kondisi perkebunan kopi, untuk penggiat dan UMKM kopi juga kami dorong meningkatkan kualitas hingga kemasan produk, agar lebih menarik," katanya.
Tak kalah penting, dia melanjutkan Pemprov Sumsel juga memperkuat branding kopi Sumsel. Pasalnya, kopi yang berasal dari Semendo, Lahat, maupun Pagaralam itu seringkali lebih dikenal dengan sebutan kopi Lampung, yang merupakan provinsi tetangga.
"Makanya gubernur Sumsel pun menganjurkan agar produsen kopi memakai satu nama saja, yakni kopi Sumsel," katanya.
Dia menambahkan, pemprov juga getol mendorong realisasi pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin, tak lain agar memudahkan ekspor komoditas andalan, termasuk kopi.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumsel, produksi kopi mencapai 211.681 ton yang ditanam di areal seluas 267.781 hektare.
Dukungan Perbankan
Perkembangan pesat industri kopi lokal juga mendapat dukungan dari pihak perbankan. Salah satunya Bank Mandiri.
Industri jasa keuangan itu tak hanya menjalankan fungsi intermediasi untuk menunjang bisnis kopi, melainkan juga memudahkan transaksi pembayaran lewat QRIS.
Regional CEO Bank Mandiri Region II/Sumatera 2, Ade Hasballah Abdullah, pihaknya juga mendukung pengenalan kopi Sumsel lewat gelaran Pesta Kopi Mandiri 2022.
"Ada 32 kedai kopi yang kami ajak untuk terlibat di acara pameran kopi ini," katanya.
Menurut dia, event itu juga menjadi wadah untuk penggiat kopi mengenalkan sekaligus memasarkan produk kopi mereka.
Tak hanya itu, atas komitmen Bank Mandiri ikut mengembangkan bisnis kopi lokal, event ini juga mempertemukan secara langsung berbagai ekosistem dalam industri kopi, mulai dari pecinta kopi, penikmat gaya hidup ngopi, pelaku bisnis (pemilik cafe, roasters, dan lainnya) hingga petani kopi.